Iuran Serikat dan Rumah Mewah Presiden Buruh

Jakarta, KPonline – Ketika gerakan buruh mulai menguat, ada saja yang dilakukan oleh musuh-musuh buruh untuk melemahkannya. Salah satu caranya adalah dengan menyebarkan berita dusta. Bahwa pemimpin buruh menjadi kaya raya dari iuran buruh.

Bahwa iuran serikat buruh – katakanlah FSPMI – mencapai milyaran rupiah, itu adalah benar. Kita tidak membantah. Bukankah ini suatu keberhasilan? Sesuatu yang layak untuk dibanggakan.

Bacaan Lainnya

Di kala banyak organisasi justru menengadahkan tangan meminta bantuan dari sponsor. Bergerak jika ada yang memodali sehingga pantas jika disebut sebagai pasukan nasi bungkus, kita justru mandiri.

Harusnya semua organisasi meniru kaum buruh dan serikatnya. Bukannya justru berusaha menghancurkan organisasi yang sudah mapan ini.

Tentang iuran tersebut, tentu saja penggunaannya tidak sembarangan. Sebagai pertanggungjawaban, di audit oleh akuntan publik. Selain itu, dipertanggungjawabkan kepada anggota melalui mekanisme Rapat Pimpinan (Rapim) yang diselenggarakan setahun sekali dan Kongres setiap lima tahun sekali.

Dengan mekanisme itu, ketika kemudian Presiden FSPMI yang juga Presiden KSPI di fitnah memiliki rumah mewah karena iuran serikat buruh, tentu kita tahu bahwa itu tidak benar.

Banyak orang lupa, bahwa saat ini Said Iqbal masih tercatat sebagai pekerja di perusahaan multinasional dengan upah yang lumayan. Dia juga anggota Governing Body ILO yang mendapatkan fasilitas setingkat menteri. Istrinya, juga memiliki usaha. Jadi apa yang salah bagi seseorang yang bekerja keras kemudian memiliki rumah mewah?

Sebaliknya kami sadar, bahwa semua tuduhan itu adalah fitnah jahat agar gerakan serikat buruh bisa diredam. Oleh karena itu, semua itu tidak akan melemahkan perjuangkan kita.

Tulisan ini disalin dari Fanpage ‘Suara FSPMI’ yang merupakan akun resmi FSPMI di facebook.

Pos terkait