Bogor, KPonline – Harapan akan semakin solidnya gerakan buruh kembali menguat menjelang aksi besar yang akan digelar pada Kamis, 20 November 2025. Mulyana atau QPUNK, Sekretaris Daerah Garda Metal FSPMI Bogor, menegaskan bahwa kehadiran buruh dalam aksi tersebut merupakan kekuatan utama untuk mendorong perubahan nyata bagi kaum pekerja. Jum’at (14/11/25).
Aksi ini diperkirakan akan diikuti sekitar 3.000 peserta dari berbagai PUK/PK/PSP. Massa buruh akan berkumpul di titik masing-masing sebelum bergerak menuju Kantor Bupati Bogor. Adapun tuntutan yang dibawa oleh DPC Aliansi Pekerja/Buruh Bogor meliputi:
1. Kenaikan UMK 2026 sebesar 8,5% dan UMSK 8,5% dari UMK 2025
2. Penghapusan sistem PKWT, outsourcing, dan pemagangan
3. Perlindungan dan pencegahan PHK
4. Program UHC BPJS Kesehatan bagi korban PHK atau pensiun
5. Reformasi aturan pajak: perbaikan PTKP, penghapusan pajak pesangon, serta THR/bonus
6. Pembentukan tim monitoring norma ketenagakerjaan yang melibatkan pemerintah, Apindo, dan serikat pekerja
7. Pembentukan Desk Ketenagakerjaan Kabupaten Bogor
8. Pembuatan Perda Ketenagakerjaan Kabupaten Bogor
Dokumen tuntutan tersebut telah ditandatangani oleh sejumlah federasi dan serikat pekerja yang tergabung dalam Aliansi Pekerja/Buruh Bogor, sebagai bentuk komitmen bersama dalam memperjuangkan nasib buruh di Kabupaten Bogor.
Mulyana (QPUNK) menegaskan bahwa aksi ini bukan hanya sekadar unjuk rasa, melainkan wujud nyata kekuatan kolektif. “Semakin banyak buruh yang hadir, semakin besar tekanan yang dapat kita bangun untuk mendorong perubahan,” ujarnya. Kehadiran buruh, menurutnya, selalu menjadi energi besar dalam setiap perjuangan.
Dengan agenda dan tuntutan yang jelas, aksi pada 20 November mendatang diharapkan menjadi momentum penting untuk mendorong pemerintah daerah lebih responsif terhadap persoalan ketenagakerjaan serta menghadirkan kebijakan yang semakin berpihak kepada kesejahteraan buruh.



