Dari Ide ke Aksi Nyata, Ketua KC FSPMI Dorong Transformasi Melalui Kafe Konsulat

Dari Ide ke Aksi Nyata, Ketua KC FSPMI Dorong Transformasi Melalui Kafe Konsulat

Purwakarta, KPonline – Menuju penguatan organisasi, Ketua Konsulat Cabang (KC) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Purwakarta, Fuad BM menyampaikan seruan tegas mengenai urgensi keluar dari zona nyaman yang hanya dipenuhi oleh wacana tanpa tindakan. Baginya, transformasi tidak akan pernah terjadi bila gagasan hanya berhenti sebagai pemikiran.

“Berpikir itu penting, tapi kalau gak ada yang dilakukan, ya tetap saja gak ada perubahan. Pikiran itu harus dijadikan ide konkret dan kegiatan yang bisa dirasakan dampaknya,” ujar Ketua KC.

Salah satu bentuk nyata dari dorongan itu adalah kehadiran Kafe Konsulat, yang kini tengah memasuki tahap akhir pengerjaan. Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi menjadi simbol dari semangat perubahan yang sedang dirintis oleh KC FSPMI, sebuah ruang kreatif yang diharapkan menjadi tempat pertemuan gagasan, diskusi, dan inovasi lintas sektor gerakan buruh.

Di bawah koordinasi langsung dari Ketua KC, pembangunan Kafe Konsulat menunjukkan progres signifikan. “Meja kompor telah dipasang dan dikunci dengan keramik yang rapi. Box container yang menjadi fondasi bangunan telah dicat luar dan dalam, memberikan tampilan bersih dan modern. Meski interior seperti area bartender, dapur mini, serta lampu gantung dan lampu tempel belum terpasang, seluruh materialnya sudah tersedia dan tinggal menunggu penyempurnaan akhir,” ungkapnya.

Inilah contoh aksi nyata yang dilakukan Fuad BM. Gagasan tentang pentingnya tempat interaksi antar anggota tidak hanya dibicarakan dalam rapat, tapi dieksekusi.

Rencananya, Kafe Konsulat akan menjadi titik temu baru bagi anggota serikat, pengurus PUK, bahkan juga masyarakat sekitar yang ingin mengenal lebih dekat dunia gerakan pekerja. Dan di dalamnya, akan tersedia berbagai fasilitas ringan seperti kopi dan minuman ringan lainnya, ruang diskusi, dan area kerja kolektif yang fleksibel dan nyaman.

Ketua KC menyebut bahwa hadirnya kafe ini adalah bagian dari upaya merombak budaya organisasi dari yang sebelumnya reaktif menjadi lebih proaktif dan dalam hal ini, KC FSPMI mengambil langkah progresif dengan tidak hanya memberikan ruang gagasan, tetapi juga fasilitas riil agar anggota bisa belajar mengelola, berinovasi, bahkan mungkin berwirausaha bersama. Kafe Konsulat digadang-gadang menjadi tempat pertama yang menandai babak baru dalam pendekatan organisasi FSPMI Purwakarta terhadap pengembangan kapasitas anggotanya.

Langkah ini mendapatkan perhatian positif dari sejumlah pengurus Pimpinan Unit Kerja (PUK), tingkat Pimpinan Cabang (PC) dan pengurus KC . Beberapa bahkan menyatakan ketertarikan untuk datang dan belajar langsung dari pengalaman KC FSPMI Purwakarta.

Setidaknya, kalau ini berhasil, mungkin akan banyak yang meniru. Ini bukan soal jualan kopi, ini soal menciptakan ruang baru untuk gerakan.

Pekerjaan teknis yang dilakukan pun melibatkan gotong royong antara anggota dan pengurus. Semangat kolektif ini yang disebut-sebut sebagai kunci utama kesuksesan proyek. Tak hanya sekadar membangun, Kafe Konsulat pun bisa dikatakan sebagai pusat interaksi baru.

“Ini baru permulaan. Kafe Konsulat hanyalah pintu. Di belakangnya, kita ingin semua anggota bisa merasa punya rumah kedua yang nyaman untuk tumbuh, berbagi, dan bertindak,” pungkas Ketua KC.

Dengan semangat “dari ide menjadi aksi nyata”, KC FSPMI membuktikan bahwa transformasi bukan hanya slogan. Perubahan dimulai dari keberanian untuk melangkah, dan Kafe Konsulat menjadi saksi awal dari perjalanan besar itu.