Bekasi, KPonline – Setiap Perayaan Natal dan Tahun Baru selalu diikuti dengan peningkatan penggunaan energi listrik yang sangat signifikan. Selain itu biasanya bersamaan dengan cuaca hujan yang cukup deras hingga menyebabkan banjir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. Oleh karena itu PLN harus memastikan dan menjamin keselamatan jiwa masyarakat sebagai pelanggannya agar tidak mengganggu khidmatnya perayaan Natal dan kegembiraan pergantian tahun.
Oleh karena ada beberapa hal harus diperhatikan oleh pihak PLN. Konstruksi jaringan PLN yang sudah berusia tua sangat berpotensi menimbulkan bencana seperti yang sering terjadi kabel terbakar bersama kabel optic hingga tiang yang roboh menimpa baik pejalan kaki hingga kendaraan pengguna jalan.
Peristiwa meteran listrik di gereja pernah terjadi saat peringatan misa malam Natal tahun 2022 lalu di Pontianak, Kalimantan Barat hingga kegiatan ibadah dibatalkan karena jemaat gereja panik dan berhamburan keluar. Kasus meteran listrik PLN terbakar cukup banyak terjadi termasuk yang pernah di alami di rumah tinggal, perkantoran, sekolah termasuk tempat ibadah hingga menjadi kebakaran menghanguskan bangunan.
Gardu listrik milik PLN yang berada di ruang publik sangat berpotensi menjadi penyebab bencana menghilangkan nyawa orang di sekitarnya. Telah diberitakan adanya seorang balita penduduk Cikampak, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, ditemukan meregang nyawa setelah kesetrum listrik di sebuah trafo tak jauh dari kediamanya, pada Selasa malam (19/12/2023).
Sedangkan satu unit gardu listrik milik PLN Cikarang terbakar di Jalan Raya Serang Kabupaten Bekasi pada Rabu malam (20/12/2023). Ironisnya gardu listrik tersebut sedang menggunakan Unit Trafo Bergerak (UGB) karena sebelumnya mengalami gangguan kerusakan trafo.
Drop tegangan listrik yang sangat parah saat ini menjadi keluhan banyak masyarakat di mana-mana baik di pedesaan maupun di perkotaan yang tentu saja mengurangi kenyamanan pelanggan PLN dalam menikmati perayaan pergantian tahun.
Kerusakan peralatan elektronik akibat tegangan drop dikhawatirkan menjadi penyebab awalnya kebakaran. Hal ini dikarenakan peralatan elektronik tidak bisa berfungsi dengan baik dan biasanya menimbulkan panas berlebih hingga tercium baud an terbakar pada bagian komponennya.
Pada malam pergantian tahun 2022-2023 lalu, Jawa Tengah juga dilanda cuaca ekstrim dengan curah hujan tinggidisertai badai sehingga menimbulkan kebanjiran hingga banyaknya pohon yang tumbang. Kondisi ini menimbulkan 2 orang mahasiswa tewas kesetrum karena ada kabel bertegangan di jalanan yang tergenang air serta menewaskan seorang relawan PMI akibat tersengat listrik saat sedang mengevakuasi pohon yang tumbang menimpa kabel PLN.
Angka kecelakaan kerja yang cukup tinggi tidak lepas dari potensi bahaya terhadap pekerja karena saat ini PLN menggunakan tenaga kerja alih daya alias outsourcing. Tentu saja kecelakaan kerja ini efek dominonya juga sangat berdampak buruk terhadap masyarakat apalagi jika tenaga alih daya tidak mendapatkan fasilitas dan penunjang kerja yang baik.
Oleh karena itu PLN harus mengambil langkah serius guna pencegahan agar potensi-potensi bencana yang timbul akibat kelistrikan tidak terjadi sehingga sejalan dengan ceremoni gelar pasukan yang digembor-gemborkan di akun media sosialnya. (Deddy Chandra)