Bertemu Partai Buruh Australia, Rumah Rakyat Indonesia Diskusi Masalah Politik Hingga Upah

Jakarta, KPonline – Rumah Rakyat Indonesia (RRI) melakukan diskusi politik dengan Australian Labor International (Bidang Internasional Partai Buruh Australia) dan International Project Officer Australian Labor Party (ALP).

Dalam diskusi yang dihadiri beberapa aktivis dari KSPI, KPBI, FSPASI, dan FSUI ini, disampaikan bahwa usia Partai Buruh Australia sudah mencapai 150 tahun. Perjalanan panjang.

Dalam kesempatan ini, mereka menyampaikan ingin membangun hubungan baik dengan serikat buruh di Indonesia.

Disampaikan, bahwa situasi dan kondisi politik di Indonesia juga sangta mempengaruhi peran serikat buruh. Partai buruh di Australia, ingin mengetahui situasi apa yang ada kesamaan untuk kemudian bekerjasama. Mereka juga menanyakan peran serta perempuan di Indonesia. Karena pada dasarnya partai buruh di Australia pun didominasi oleh pria. Dengan hal ini, mereka berharap kedua negara bisa saling belajar, terutama terkait partisipasi perempuan.

Sekretaris Jenderal KSPI Muhammad Rusdi mengatakan, saat ini elemen buruh di Indonesia sedang menggagas satu partai yang bisa menyuarakan suara kaum buruh. Karena partai yang saat ini ada dirasa masih belum maksimal dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Kesadaran politik juga baru muncul, pasca Soeharto jatuh. Serikat buruh berupaya membangun kesadaran politik.

Terkait upah Australia, disampaikan ada 14 struktur atau skala dalam penetapan upah. Dimana saat ini upah minimun di Australia $17/jam atau Rp 220 ribu/Jam. Ini setara dengan 1,6 juta per hari. Ingat per hari. Bukan per bulan.

Sedangkan upah maksimumnya sebesar $41 per jam atau sekitar 5 juta per hari.