Jakarta, KPonline – Lima tahun lalu mereka datang dari segelintir orang yang mendapat perlakuan tidak adil dari pengusaha, bertahun-tahun mereka bekerja tanpa status kerja yang jelas. Lalu masuklah mereka ke dalam sebuah organisasi serikat pekerja yang besar dan militan yaitu Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
“Dari awal kita dilahirkan, kita diajarkan bagaimana cara merangkak, bagaimana cara berjalan, dan bagaimana cara berlari. Kita terus ditempa, kita diuji, kita diajarkan berbagai hal kecakapan dalam berorganisasi.” ujar Dian Pramono, salah satu anggota PUK SPDT FSPMI PT. Transjakarta kepada Media Perdjoeangan (18/6).
Seiring waktu, mereka merasakan tekanan yang terus kita dapatkan dari pemilik modal, intervensi, intimidasi bahkan caci maki. Namun dengan soliditas atau kekompakan serta solidaritas atau kesetiakawanan mereka bukan melemah namun justru semakin kuat, mereka semakin besar.
“Pencapaian demi pencapaian untuk sebuah kesejahteraan mulai hadir, sedikit demi sedikit cita-cita masa depan semakin cerah. Pengangkatan karyawan, lahirnya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan hasil kerja keras dari kita semua.” tambahnya.
“Terimakasih bagi semua yang percaya dengan proses, terimakasih bagi yang percaya dengan perjuangan.” ungkap Dian.
“Dirgahayu PUK SPDT FSPMI PT.TRANSPORTASI JAKARTA yang kelima tahun, 18 Juni 2017 – 18 Juni 2022.” pungkasnya.
(DP/Jim).
