Jakarta, KPonline – Dalam upaya memperkuat nilai-nilai spiritual dan memperkokoh mental perjuangan, Garda Metal PUK SPEE FSPMI PT. Indonesia Epson Industry (IEI) menggelar kegiatan ziarah spiritual ke dua makam ulama besar yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam dan perjuangan di Jakarta yaitu Makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus di Luar Batang dan Makam Mbah Priok (Syeikh Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad) di Koja, Jakarta Utara pada Jumat (29/08/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari agenda internal organisasi untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan yang dilandasi nilai religius, kebersamaan dan keteladanan moral.
Puluhan anggota Garda Metal mengikuti kegiatan ini dengan khidmat melantunkan doa dan tahlil bersama di masing-masing makam serta Ziarah ini juga dibimbing langsung oleh Guru Habib Haikal Bin Idrus Al Atos yang memberikan arahan spiritual selama perjalanan.
Habib Husein Luar Batang dikenal sebagai salah satu ulama besar penyebar Islam di Jakarta yang dihormati karena kealimannya, kedermawanannya, serta perjuangannya melawan penjajahan Belanda.
Sementara itu, Mbah Priok merupakan tokoh spiritual karismatik yang sangat dihormati masyarakat Betawi dan dikenal karena dedikasinya dalam dakwah dan pembelaannya terhadap nilai-nilai keadilan.
“Kegiatan ini bukan sekadar ziarah biasa, Ini adalah bentuk refleksi diri serta penguatan jiwa juang kami sebagai buruh dan kami ingin meneladani semangat para tokoh agama yang teguh memperjuangkan kebenaran, kemaslahatan umat,” ujar H. Abdul Bais,S.E. selaku Ketua PUK SPEE FSPMI PT. IEI yang juga mencalonkan diri sebagai Presiden FSPMI periode tahun 2026-2031.
Lebih dari sekadar kegiatan spiritual, agenda ini menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota serta menyegarkan kembali semangat organisasi agar tetap berpijak pada nilai-nilai moral, spiritual, dan solidaritas.
Sebagai ujung tombak gerakan buruh, Garda Metal senantiasa menekankan pentingnya keseimbangan antara perjuangan atas hak-hak normatif dengan pembangunan karakter yang kuat, baik secara personal maupun kolektif.
Melalui kegiatan seperti ini, semangat perjuangan diharapkan tumbuh tidak hanya dari ruang-ruang diskusi dan aksi, tetapi juga dari ketenangan dan kedalaman spiritual. (Dino Haryanto)