Jakarta, KPonline – Workshop Pengembangan Keterampilan bagi Pekerja Industri Batubara di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur resmi dibuka di Favehotel PGC Cililitan, Jakarta Timur.
Kegiatan ini menghadirkan perwakilan pemerintah, serikat pekerja, lembaga pelatihan, serta mitra internasional untuk bersama-sama merumuskan strategi peningkatan kompetensi bagi pekerja yang terdampak perubahan industri batubara.
Acara diawali dengan pembukaan dan perkenalan peserta, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari para tokoh yang hadir.
Dari KSBSI, Carlos Rajagukguk menekankan pentingnya kerja sama lintas organisasi dalam mempersiapkan pekerja menghadapi era transisi energi. Menurutnya, peningkatan keterampilan menjadi kebutuhan mendesak bagi pekerja yang selama ini bergantung pada sektor pertambangan.
Sementara itu, dari unsur pemerintah, Ikhsan Tosni, SH., M.Si, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang, memaparkan kondisi ketenagakerjaan di daerah penghasil batubara serta kebutuhan pelatihan yang sesuai dengan dinamika ekonomi baru. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara BLK, pemerintah daerah, dan serikat pekerja untuk membuka peluang kerja alternatif.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Sunandar dari Majelis Nasional KSPI. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kebutuhan pekerja harus menjadi pusat dalam setiap kebijakan transisi energi. Workshop ini, menurutnya, merupakan langkah penting agar pekerja tidak tertinggal dalam perubahan industri.
Selanjutnya, Kahar S. Cahyono memberikan pengantar acara dengan memaparkan tujuan kegiatan, alur workshop, serta urgensi pengembangan keterampilan adaptif bagi pekerja di sektor energi. Ia menekankan bahwa hasil diskusi selama workshop akan menjadi dasar penyusunan rencana yang lebih komprehensif.
Dari sektor pelatihan tenaga kerja, Efendy Agus Yansyah, AP., M.Si, Kepala UPTD BLK Kota Palembang, menyampaikan paparan utama mengenai kondisi pelatihan di Palembang serta kesiapan BLK dalam mendukung peningkatan kompetensi berbasis kebutuhan industri.
Workshop ini juga dihadiri oleh Steve Mullins dari APHEDA Australia, yang menyoroti pentingnya kerja sama internasional untuk mendorong transisi energi yang adil serta memastikan perlindungan bagi pekerja di sektor ekstraktif.
Usai rangkaian pembukaan, acara berlanjut dengan sesi paparan, diskusi kelompok, dan penyusunan rekomendasi. Para peserta dari KSPI dan KSBSI mengikuti seluruh kegiatan secara aktif dan memberikan masukan untuk merumuskan strategi pengembangan keterampilan yang kontekstual dan berkelanjutan.
Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting dalam upaya meningkatkan kapasitas tenaga kerja di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur, sekaligus memastikan proses transisi energi berjalan secara adil, inklusif, dan berpihak pada masa depan pekerja.



