Bekasi, KPonline – Setelah beberapa bulan warga Bekasi dilanda cuaca panas cukup luar biasa hingga mengalami kekeringan akhirnya hujan pun turun. Setidaknya sudah tiga hari curah hujan dengan intensitas sedang yang diawali langit mendung.
Namun hujan yang ditunggu-tunggu warga Bekasi ini jangan sampai jadi bencana khususnya akibat jaringan listrik PLN. Hal ini mengingat banyaknya jaringan listrik PLN di Bekasi yang berpotensi membahayakan masyarakat.
Gilang, seorang warga dari Cikarang Barat menyampaikan bahwa mendengar ledakan dan dilanjutkan listrik padam pada Sabtu (04/11/2023) sekitar pukul 20.30 WIB di Perumahan Telaga Murni.
“Ada suara meledak di depan rumah, listrik mati. Mati semua kanan kiri depan,” ungkap Gilang yang menyampaikan juga hujan baru turun di sekitar rumahnya dan listrik menyala kembali setelah 2 jam kemudian.
Air hujan diketahui bisa menghantarkan arus listrik (konduktor) bisa menjadi bencana jika tidak sikapi dengan baik. Sebab cukup banyak kejadian warga yang kesetrum di genangan air yang berada di sekitar tiang listrik karena kondisi instalasi listrik PLN yang tidak terawat.
Cara kerja dan kemampuan petugas PLN juga menjadi catatan yang harus jadi perhatian utama. Hal ini disebabkan banyaknya informasi dari warga terkait laporan yang tidak dikerjakan/dilakukan perbaikan juga kasus kerusakan yang terjadi berulang-ulang di tempat yang sama serta proses perbaikan yang terkesan asal menyala tanpa memperhatikan kaidah Keselamatan Ketenagalistrikan.
Perhatian PLN terhadap jaringan listrik di Bekasi juga dianggap memprihatikan. Karena terkesan ada pembiaran kesemrawutan kabel listrik beserta kabel optik sangat jelas terlihat di mana-mana
Salah satu contohnya adalah kabel udara tegangan rendah (SUTR) dan hampir saja terbakar karena sudah bertahun-tahun tertimbun bersama sampah yang tiba-tiba terbakar dan mengeluarkan asap tebal di pinggir jalan raya kalimalang Jatimulya pada Rabu (04/10/2023)
Pengelola pencucian kendaraan yang berada tepat di lokasi sempat kewalahan karena sampah yang terbakar terdiri dari serbuk bekas potongan kayu sehingga sulit dipadamkan bahkan petugas PLN yang datang sempat kebingungan karena kabel tersebut dianggap tidak aktif sampai akhirnya listrik dipadamkan langsung dari gardu hingga imbasnya penerangan jalan kalimalang menjadi gelap hingga sampai menjelang tengah malam.
Sistem proteksi PLN baik yang ada di Gardu Induk atau di tengah jaringan juga pernah mengalami kegagalan fungsi sehingga menimbulkan korban jiwa bagi masyarakat. Sebagaimana pernah terjadi 4 warga meninggal kesetrum setelah kabel SUTM milik yang putus jatuh di genangan air dekat flyover Kranji sekitar tahun 2008.
Tercatat pada bulan Juni 2020 seorang pelajar Madrasah Tsanawiyah perempuan tewas terbakar tubuhnya dengan kondisi tangan masih memegang kabel udara Tegangan Menengah (TM) milik PLN di daerah Cibitung.
Setahun kemudian 4 pelajar SMK kesetrum juga akibat menyentuh kabel TM milik PLN di daerah Babelan dan mengakibatkan 2 orang diantaranya tewas dan 1 siswi harus diamputasi jari-jari tangannya pada bulan Januari 2022. (Deddy Chandra)