Bekasi, KPonline-Suara terompet dan dentuman drum menggelegar dari atas panggung utama di Botanical Garden, Jababeka, Cikarang, Bekasi, Rabu (15/10). Ribuan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani Nena Wea (KSPSI AGN) bergoyang, bersorak, dan bernyanyi bersama. Di tengah lautan massa berwarna biru dan merah itu, band legendaris Tipe-X hadir memeriahkan Apel Akbar Kebangsaan Buruh Indonesia.
Band ska yang sudah mewarnai dunia musik tanah air sejak akhir 90-an itu tampil dengan energi penuh. Lagu-lagu hits seperti “Genit”, “Mawar Hitam”, “Angan”, hingga “Selamat Jalan” membuat suasana acara kian meriah. Setiap nada menjadi simbol semangat dan kebersamaan para pekerja dari berbagai daerah yang datang untuk menyuarakan persatuan.
Kehadiran Tipe-X bukan sekadar hiburan. Bagi para buruh, musik menjadi medium yang menyatukan perasaan dan menumbuhkan semangat perjuangan. Dalam suasana apel kebangsaan yang dipenuhi pesan moral, desakan pengesahan RUU Ketenagakerjaan yang pro-buruh, serta penegasan pentingnya persatuan antar serikat, penampilan Tipe-X menambah daya hidup acara itu.
“Musik ska memang identik dengan keceriaan dan kebersamaan. Kami merasa ini cocok banget dengan semangat buruh Indonesia yang pantang menyerah dan tetap solid meski banyak tekanan,” ujar salah satu peserta Apel tersebut.
Sementara itu, di antara barisan peserta apel, sejumlah buruh tampak membawa bendera serikat mereka sambil ikut bernyanyi. “Ini keren banget. Kita jarang bisa lihat band besar tampil di acara buruh seperti ini. Tipe-X itu legenda, lagunya banyak yang nyentuh kehidupan kita,” kata Suwandi, buruh asal Bekasi.
Tak hanya membawakan lagu-lagu populernya, Tipe-X juga menyisipkan pesan kebangsaan. Dalam sela-sela jeda lagu, Tresno mengingatkan pentingnya menjaga semangat solidaritas dan tidak mudah dipecah belah.
“Kita ini semua bagian dari buruh Indonesia. Buruh, top banget,” ujar Tresno sang Vokalis.
Langkah menghadirkan Tipe-X merupakan simbol bahwa gerakan buruh saat ini tidak anti hiburan, tapi justru menjadikan musik sebagai bagian dari ekspresi perjuangan gerakan buruh.