Tingginya Target Harian Pemanen di Asian Agri, Istri dan Anak Ikut Kerja Tanpa Upah

Tingginya Target Harian Pemanen di Asian Agri, Istri dan Anak Ikut Kerja Tanpa Upah

Medan,KPonline, – Aksi ribuan buruh perkebunan Kabupaten Labuhanbatu di Gedung Uniland Kantor Asian Agri Group harus terhenti dikarenakan hari libur, Sabtu (15/11/2025).

Sebelumnya, Kantor megah Asian Agri Group yang beralamat di Jalan M.T Hariono Kota Medan ini diserhu ribuan buruh perkebunan dari 5 Perusahaan naungan Asian Agri Group yang berada di Kabupaten Labuhanbatu. Kehadiran ribuan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh FSPMI provinsi Sumatera Utara ini adalah luapan kekecewaan atas tuntutan mereka selama ini, yang ingin memisahkan Pekerja Pemanen dan Pengutip Berondolan tidak di indahkan oleh Perusahaan.

Para buruh menilai bahwa pekerjaan pemanen yang memiliki basis/target yang cukup tinggi tidak manusiawi. Para buruh mengatakan bahkan harus melibatkan Istri dan anak dalam memenuhi basis/target kerja perhari dengan tanpa dibayar upah.

Melihat penomena ini, Daniel Marbun, SH selaku Wakil Ketua SPPK FSPMI mengatakan dalam orasinya bahwa tingginya basis/target kerja perhari di Perusahaan ini sangat tidak Manusiawi.

“Dari awal bekerja, 18 tahun sudah, Premi tidak naik. Sementara itu basis/target kerja pemanen semakin hari semakin naik, tidak pernah dikurangi. Dari basis/target kerja tersebut para buruh pemanen harus bekerja lebih keras dan bahkan melibatkan Istri dan anak untuk mencapai basis/target perhari dan itu tidak digaji. Jelas ini sangat tidak manusiawi”Sorak Daniel.

Sementara itu, ribuan buruh yang hadir dengan penuh harapan harus mengalami kekecewaan karena Perundingan yang melibatkan buruh dan pihak Perusahaan Asian Agri Group tidak juga menghasilkan keputusan apa-apa dari tuntutan buruh.

Pihak Perusahaan melalui Buston Ritonga HRD Region P. Sumatera dan Wahyu HRD PT. Asian Agri hanya akan menambah pekerja bantuan disaat musim puncak panen, dan sedangkan untuk tuntutan lainnya akan di bicarakan di LKS Bipartit di masing-masing Perusahaan.

Lebih lanjut, dari imbas gagalnya perundingan tak mencapai kesepakatan, pihak buruh akan mempersiapkan aksi-aksi lanjutan yang lebih besar dan akan mengkampanyekan sistem kerja tidak Manusiawi di Asian Agri Group secara Nasional.

Ribuan buruh yang menilai perlakuan atas basis/target kerja yang tidak manusiawi ini harus di pisahkan antara pemanen dan Pengutip Berondolan, agar tak melibatkan Istri dan anak pemanen dalam memenuhi target perharinya. (MP)