Surabaya, KPonline – Suasana hangat dan penuh makna mewarnai Wisata Orang Waras (WOW) yang digelar Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) bersama Methosa, Sabtu (13/9/2025) di Pavilliun Hall Pos Bloc Surabaya. Sesaat sebelum band Methosa tampil di panggung, acara diawali dengan prosesi potong tumpeng sebagai wujud syukur.
Prosesi dipimpin oleh perwakilan FSPMI, Narwoko. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa potong tumpeng ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk rasa syukur sekaligus doa untuk kelancaran perjalanan WOW.
Narwoko menyebut ada tiga makna penting dalam potong tumpeng tersebut:
1. Syukuran atas terselenggaranya WOW.
Sejak awal persiapan, panitia dihadapkan pada berbagai ujian. Mulai dari keterbatasan anggaran, perubahan lokasi (dari OP, LBH, EDOTEL, hingga sempat direncanakan di Café Temané milik Heri Lelor), hingga permasalahan sanitasi, parkir, bahkan pembatalan di Pos Bloc sebelumnya. Namun pada akhirnya, acara berhasil diwujudkan.
2. Syukuran atas kibaran bendera FSPMI, Methosa, dan Methozen di puncak Gunung Lawu.
Peristiwa ini menjadi simbol semangat perjuangan sekaligus persaudaraan yang menyertai lahirnya WOW.
3. Doa dan penanda langkah awal WOW.
Narwoko berharap agar WOW yang akan berlanjut di kota-kota lain dapat berjalan lancar dan memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai penutup, Narwoko meminta Kabiro Media Perdjoeangan Jatim, Khoirul Anam, untuk memotong tumpeng dan menyerahkannya kepada vokalis Methosa, Mansen Munthe. Momen tersebut disambut tepuk tangan meriah para peserta, sekaligus menjadi simbol eratnya kolaborasi antara FSPMI dan Methosa dalam menghidupkan spirit Wisata Orang Waras.