Bogor, KPonline-Menjadi pengurus organisasi serikat pekerja bukanlah hal yang mudah bagi perempuan. Tantangan struktural, budaya patriarki, hingga diskriminasi masih kerap dihadapi, baik di tingkat perusahaan maupun di dalam organisasi itu sendiri. Namun demikian, perempuan dituntut untuk terus melakukan emansipasi dan mengambil peran aktif dalam berorganisasi sebagai bagian dari perjuangan kolektif kaum pekerja.
Dalam rangkaian kegiatan Capacity Building yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja Nasional bersama Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, isu kesetaraan gender menjadi salah satu pembahasan penting, khususnya dalam Kelas Perempuan. Kegiatan yang berlangsung pada 16–18 Desember 2025 di Griya Astuti Hotel ini menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan merupakan kebutuhan strategis organisasi, bukan sekadar pelengkap struktur.
Diskriminasi terhadap perempuan dinilai masih terlalu sering terjadi, mulai dari pembatasan kesempatan kerja, ketimpangan upah, hingga minimnya keterwakilan perempuan dalam posisi pengambilan keputusan. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di lingkungan perusahaan, tetapi dalam beberapa kasus juga masih ditemukan di tubuh organisasi. Oleh karena itu, kesetaraan gender menjadi isu yang sangat penting bagi pekerja perempuan agar hak, martabat, dan perannya diakui secara adil.
Melalui forum Capacity Building, peserta Kelas Perempuan didorong untuk meningkatkan kesadaran kritis terhadap pentingnya kesetaraan gender dalam perjuangan serikat pekerja. Kesetaraan dipandang sebagai prasyarat utama untuk menciptakan organisasi yang demokratis, kuat, dan mampu memperjuangkan kepentingan seluruh anggota tanpa diskriminasi.
Selain itu, isu kekerasan berbasis gender juga menjadi topik penting yang dibahas dalam kegiatan ini. Kekerasan terhadap perempuan, baik dalam bentuk verbal, psikologis, maupun struktural, dinilai masih menjadi persoalan serius yang harus dilawan secara kolektif. Pembahasan ini bertujuan membekali kader perempuan dengan pemahaman, keberanian, serta strategi untuk mencegah dan melawan segala bentuk kekerasan berbasis gender di tempat kerja maupun di lingkungan organisasi.
Melalui Capacity Building ini, SPN dan KSPI menegaskan komitmennya untuk terus mendorong emansipasi perempuan dalam berorganisasi, memperkuat kepemimpinan perempuan, serta menciptakan ruang perjuangan yang aman, setara, dan berkeadilan gender. Perempuan buruh diharapkan semakin percaya diri tampil sebagai pengurus, pemimpin, dan agen perubahan dalam memperkuat gerakan serikat pekerja di Indonesia.