Tanyalah Dirimu Apa Kapasitasmu Sebagai Pengurus Serikat Buruh

Tanyalah Dirimu Apa Kapasitasmu Sebagai Pengurus Serikat Buruh

Medan,KPonline, – Menjadi pengurus serikat buruh di sebuah perusahaan memang terdengar menggiurkan. Tidak hanya karena sering mendapat perlakuan istimewa di tempat kerja, tetapi juga karena adanya peluang menduduki jabatan strategis,menikmati kemudahan fasilitas, dan bahkan mengelola dana yang bersumber dari iuran anggota maupun kegiatan usaha lainnya.

Namun, sebelum larut dalam kenyamanan itu, tanyalah dirimu:,

Sebenarnya, apa kapasitasmu sebagai pengurus serikat buruh?

1.Apakah Engkau Seorang Pejuang Buruh?

Apakah engkau benar-benar memiliki niat tulus, komitmen, dan konsistensi untuk berjuang demi kepentingan anggota, siap berdiri di garda terdepan, rela berkorban meski risiko besar menghadang, dan menjaga amanah anggota dengan hati nurani yang bersih?

2.Ataukah dirimu hanya Penikmat Organisasi.

Mungkin engkau hanya hadir ketika semua sudah tersedia dana cair, fasilitas ada, perjuangan selesai, lalu ikut mengaku sebagai bagian dari kemenangan, padahal tidak pernah menyumbang tenaga maupun pikiran.

3.Atau dirimu hanya Pemanfaat Organisasi.

Apakah engkau menjadikan serikat buruh hanya sebagai kendaraan untuk ambisi pribadi, mencari jabatan strategis atau kekuasaan demi keuntungan diri sendiri dan melupakan sejarah bahwa serikat buruh lahir dari keringat dan air mata kaum buruh tertindas.

Kemudian memanfaatkan anggota sebagai lahan bisnis demi menghasilkan uang untuk kantong pribadimu.

4.Ataukah engkau sebagai memang sebagai Pengkhianat?

Apakah dirimu sebagai penghianat yang diam-diam menjual perjuangan, menukar kepentingan buruh demi kepentingan pengusaha atau kekuasaan, dan menikam dari belakang para pejuang yang tulus berjuang, dan menikmati semua kenikmatan yang diberikan pengusaha.

5.Ataukah dirimu sebagai Pecundang ?

Ataukah dirimu hanya seorang pecundang yang selalu punya alasan untuk tidak bergerak melakukan perlawanan,takut pada tekanan, memilih bertahan pada zona nyaman meski jadi budaknya pengusaha, dan berharap perubahan datang tanpa pernah ikut berbuat.

Tanyalah dirimu dengan jujur, tanpa pembelaan diri.

Lihatlah ke cermin dan jawab pertanyaan ini.

“Siapa sebenarnya aku dalam perjuangan ini?”

Sejarah akan mencatat, anggota akan menilai,

dan nuranimu sendiri yang akan menuntut jawaban pada akhirnya.

Bila hari ini engkau sadar bahwa arahmu telah menyimpang, belum terlambat untuk kembali.

Namun, jika engkau memilih terus berkhianat atau bersembunyi di balik kenyamanan, ingatlah,

Perjuangan buruh untuk keadilan dan kesejahteraan akan terus berjalan, dengan atau tanpamu.

Dan bila kapasitasmu memang bukan sebagai pejuang sejati kaum buruh, lebih baik engkau mundur dari kepengurusan beri kesempatan kepada mereka yang benar-benar memiliki ketulusan, komitmen dan integritas sebagai pejuang buru sejati.

Sebab bila engkau tetap bertahan pada kecuranganmu cepat atau lambat, waktu akan menuntut pertanggungjawaban atas segala yang engkau lakukan. (Anto Bangun)