Sidoarjo, KPonline – Beruntunglah 50 orang perwakilan PUK dan PC SPL FSPMI se-Jawa Timur yang mengikuti Workshop Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di Edotel Sidoarjo, Sabtu (11/10/2025).
Pada sesi penutup, mereka mendapat materi yang paling ditunggu-tunggu tentang Strategi Perundingan PKB bersama Masrul Zambak, SE, SH, dari Bidang Pengupahan dan PKB PP SPL FSPMI.
Masrul menjelaskan, perundingan adalah pertemuan dua pihak dengan kepentingan berbeda untuk mencapai kesepakatan. Karena itu, buruh tidak boleh datang tanpa persiapan yang matang.
“Kita harus punya strategi yang baik agar hasilnya sesuai harapan,” tegasnya.

Menariknya, strategi itu tidak semata teknis. Masrul menekankan bahwa persiapan spiritual dan keyakinan terhadap argumen sendiri adalah fondasi utama.
“Kalau kita sendiri ragu dengan argumen yang kita bawa, lawan bicara pasti bisa membaca,” ujarnya.
Para peserta juga dibekali cara mendapatkan data yang akurat untuk memperkuat posisi tawar, serta pentingnya membentuk tim perunding yang solid, berpenampilan rapi, dan mampu menjaga wibawa sebagai pimpinan buruh.
Selain isi, etika dan bahasa tubuh (gestur) juga dibahas tuntas. Mulai dari bagaimana bersikap sebelum perundingan, menjaga nada suara dan ekspresi saat negosiasi berlangsung, hingga cara menutup pembicaraan dengan elegan dan profesional.
Masrul kemudian merinci beberapa hal yang wajib diperhatikan setelah perundingan usai :
1. Menulis ulang semua hasil kesepakatan dengan jelas.
2. Memastikan kesepakatan tidak bermakna ganda dan mencantumkan waktu pelaksanaan.
3. Menyertakan sanksi tegas sebagai konsekuensi bila salah satu pihak mengingkari perjanjian.
4. Mengukuhkan kesepakatan melalui tanda tangan sebagai bentuk tanggung jawab.
5. Menyebarluaskan isi kesepakatan kepada semua pihak yang terdampak.
Workshop ini menegaskan bahwa perundingan PKB bukan sekadar urusan meja dan tanda tangan. Ia adalah seni, strategi, dan keyakinan sebuah perjuangan intelektual dan moral agar hak buruh benar-benar terjamin melalui kesepakatan yang adil. (Khoirul Anam)