Purwakarta, KPonline – Alhamdulillahi wa syukurillah. Kalimat penuh makna itu menggema di halaman kantor Konsulat Cabang FSPMI Purwakarta pada Minggu (12/10). Dimana, Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT. Mitsuba Automotive Parts Indonesia menggelar peringatan anniversary ke-17 tahun.
Namun kali ini berbeda. Perayaan hari jadi bukan diwarnai pesta atau musik hiburan, melainkan dengan siraman rohani bertema “Meneladani Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di Dunia Kerja” sebuah refleksi spiritual yang bertujuan menyentuh hati seluruh anggota yang hadir.
Hadir dalam acara, jajaran pengurus PUK, anggota, hingga pengurus pimpinan Cabang (PC) serta Konsulat Cabang (KC) FSPMI Purwakarta dan Panglima Koordinator Nasional Garda Metal FSPMI beserta panglima Koordinator Daerah Garda Metal FSPMI Purwakarta.
Suasana pun menjadi lebih berbeda ketika sang habib Hasyim bin Muhammad Alathos memberikan siraman rohani. Dengan gaya khasnya yang ringan dan penuh humor, ia mengajak para peserta untuk merenungi makna akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan pekerja.
Ia kemudian menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah menjadi pekerja, bukan hanya sebagai pemimpin umat.
“Diiringi kejujuran, Rasulullah pernah menggembala domba. Bahkan, berdagang dengan barang milik orang lain, yaitu milik Siti Khadijah. Itu artinya, beliau juga pernah berada di posisi pekerja. Maka ketika kita bekerja dengan jujur dan sungguh-sungguh, itu berarti kita sedang meneladani Rasulullah,” jelasnya.
Alhasil, ceramah yang disampaikan dengan bahasa sederhana oleh Habib Alathos mengingatkan bahwa bekerja bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga ibadah.
“Allah mencintai orang yang bekerja keras dan membenci orang yang malas,” tambah ustadz, mengutip hadits yang menegaskan pentingnya etos kerja dalam Islam.
Singkatnya, kegiatan seperti ini menyejukkan hati. Disini, kita tidak hanya membicarakan perjuangan buruh, tapi juga menata hati dan memperbaiki niat dalam bekerja. Kalau semua pekerja meneladani akhlak Rasulullah, insyaAllah suasana kerja akan penuh keberkahan,” ucapnya dengan mata berbinar.
Acara kemudian dilanjutkan dengan, sambutan dari para jajaran pengurus FSPMI Purwakarta, dilanjut doa bersama dan potong kue sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan panjang organisasi.

Siraman rohani dalam giat tersebut menjadi pengingat bahwa kekuatan serikat tidak hanya terletak pada jumlah anggotanya, tetapi juga pada kesatuan hati mereka dalam menegakkan nilai-nilai kebaikan.
Di usia ke-17 tahun, PUK SPAMK FSPMI Mitsuba telah menunjukkan bahwa semangat perjuangan buruh bisa berjalan beriringan dengan nilai-nilai spiritual. Dan menjadi serikat pekerja bukan hanya tentang menuntut hak, tetapi juga tentang menjalankan amanah dengan keikhlasan dan akhlak yang baik.