Bogor, KPonline – Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) mengadakan Konsolidasi Nasional FSPMI yang melibatkan perwakilan pengurus di tingkat DPP FSPMI, DPW FSPMI, KC FSPMI, PP SPA FSPMI hingga PC SPA FSPMI di seluruh Indonesia. Senin (14/7/25).
Konsolidasi Nasional FSPMI ini berlangsung di Pusdiklat FSPMI, Cisarua, Bogor dimulai dari hari ini senin sampai dengan hari rabu, 14 – 16 Juli 2025 yang dipimpin langsung oleh Presiden FSPMI, Riden Hatam Aziz, S.H bersama Sekretaris Jendral FSPMI Sabilar Rosyad, S.H.
Hadir dalam agenda konsolidasi nasional ini dari para perwakilan pengurus Pimpinan FSPMI mulai dari Pimpinan Majelis Nasional, DPP FSPMI, Pimpinan Pusat SPA FSPMI, PC SPA FSPMI, DPW FSPMI, KC FSPMI dari berbagai Provinsi di Indonesia.
Hadir pula dari unsur penting FSPMI yaitu Pilar FSPMI seperti Garda Metal, Media Perdjoeangan, LBH, Departemen Perempuan, Jamkeswatch, Jamnakerwatch dan juga Tim Media Perdjoeangan Nasional untuk menyatukan langkah dan gerakan FSPMI kedepan yang hadir kurang lebih 130 orang.
Dalam Konsolidasi Nasional tersebut, FSPMI yang berafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) membahas pembuatan sandingan RUU Ketenagakerjaan versi FSPMI yang akan di bawa ke KSPI kemudian ke Koalisi Serikat Pekerja (KSP) Partai Buruh dan Diskusi Pra Kongres dan Musyawarah Nasional (Munas) FSPMI.
Konsolidasi ini bertujuan untuk mengingatkan kepada seluruh Pimpinan FSPMI dari tingkat Nasional, provinsi, hingga kabupaten atau kota di seluruh Indonesia bahwa FSPMI telah membuat sandingan RUU Ketenagakerjaan yang diajukan oleh FSPMI bersama-sama dengan KSPI dan Koalisi Serikat Pekerja Partai Buruh.
Konsolidasi nasional tersebut mengangkat dua agenda utama yaitu pembahasan “Sandingan RUU Ketenagakerjaan Versi FSPMI/KSPI/KSP PB” serta diskusi Pra Kongres dan Munas FSPMI sebagai bagian dari penyusunan arah gerak organisasi jangka panjang dan menyeluruh.
Sekretaris Jenderal FSPMI, Sabilar Rosyad, S.H dalam pembukaan konsolidasi nasional FSPMI menyampaikan bahwa momen pra-Munas ini sangat penting untuk melakukan refleksi organisasi dan memperkuat basis gerakan dari tingkat unit kerja hingga nasional.
“Kita bukan hanya bicara hukum dan regulasi, tetapi juga bicara keberlangsungan hidup buruh dan masa depan generasi pekerja. Konsolidasi ini menyatukan kekuatan kita untuk melawan ketimpangan dan kemiskinan yang mengakar”, ucapnya.
Disamping itu kami mengingatkan agar para pimpinan FSPMI segera mengisi database teman-teman PUK yang belum.
“Tolong didorong PUK nya untuk mengisi database bagi yang belum, bagi yang sudah ataupun ada kendala-kendala teknis. Nantinya itu akan berdampak pada hak suara temen-temen bagi data real kita itu berapa ketahuan itu. Target kita itu sampai dengan bulan Desember,” Lanjutnya Rosyad.
Forum konsolidasi ini menjadi ajang yang konstruktif untuk tukar gagasan, memperkuat sinergi antar daerah, serta menyatukan narasi besar perjuangan kaum buruh. Setiap Ketua DPW diberi kesempatan menyampaikan laporan daerah masing-masing, memperluas diskusi pada isu strategis seperti tekanan globalisasi, digitalisasi industri, hingga penguatan jaminan sosial.
Dengan konsolidasi ini, FSPMI menunjukkan bahwa kekuatan buruh terletak pada kesatuan langkah dan arah perjuangan. Diskusi yang terbuka, kritis dan penuh semangat menjadi bukti bahwa FSPMI bukan hanya kuat di akar rumput, tetapi juga solid dalam strategi nasional, demi memperjuangkan hak buruh dan masa depan rakyat pekerja Indonesia.


