Semarang, KPonline – Dalam sambutannya pada perayaan satu dekade PUK SPAMK FSPMI PT SAMI TF yang digelar di Hotel Siliwangi Semarang pada Minggu (30/11/2025), Ketua Forum Serikat Pekerja Yazaki Indonesia Grup (YIG), Satya Agung, tidak hanya menyampaikan ucapan selamat, tetapi juga memberikan motivasi kepada seluruh anggota PUK SPAMK FSMI PT SAMI TF dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
Satya menggambarkan kondisi hubungan industrial sebagai dua sisi mata uang. Di satu sisi, serikat pekerja memiliki amanah undang-undang untuk memperjuangkan kesejahteraan buruh. Di sisi lain, perusahaan berkewajiban menjaga keberlangsungan bisnis agar tetap kompetitif dan bertahan.
Perbedaan itu, tegasnya, tidak boleh diperbesar. Sebaliknya, serikat pekerja dan manajemen harus mencari titik temu atau win-win solution demi keberlanjutan perusahaan dan kesejahteraan pekerja.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyinggung dinamika global seperti perang Rusia–Ukraina serta perang dagang Amerika Serikat–Cina yang terus memengaruhi stabilitas ekonomi dan industri otomotif dunia. Meski demikian, ia mengajak anggota PUK SPAMK PT SAMI TF untuk tetap optimis.
“Dengan kebersamaan, keharmonisan, dan pemahaman posisi masing-masing, saya yakin PT SAMI bisa tetap eksis bahkan sampai 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa perubahan bisnis adalah hal yang wajar. Bahkan apabila suatu saat Yazaki Indonesia memang tidak lagi memproduksi wiring harness, kekuatan sesungguhnya terletak pada pondasi internal: manajemen yang solid, pekerja yang memiliki visi sama, serta hubungan industrial yang sehat.
“Di FSPMI, kita diajarkan memahami kondisi perusahaan, diajarkan mengadvokasi masalah, dan diajarkan bagaimana duduk bersama manajemen membahas visi dan misi ke depan. Perbedaan gaya itu ada, tetapi bukan untuk tujuan negatif,” jelasnya.
Dalam penutupnya, ia menekankan pentingnya forum-forum diskusi lintas pabrik di Yazaki Indonesia Grup. Ia mendorong agar program triwulanan YIG yang rutin dilaksanakan juga diikuti pula oleh manajemen.
“Harapannya, dengan manajemen hadir, kita tidak memposisikan siapa kawan siapa lawan, tetapi duduk bersama mencari solusi,” pungkasnya. (sup)