Jakarta, KPonline – Hari Guru Nasional 2025 diperingati hari ini, 25 November, dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Peringatan ini juga bertepatan dengan HUT ke-80 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Dalam kesempatan ini, Presiden KSPI yang juga presiden partai buruh, Said Iqbal menekankan pentingnya peran guru dalam mencegah perundungan di sekolah.
“Tugas guru saat ini jauh lebih berat dibanding dekade sebelumnya. Guru tidak hanya mengajar, tetapi menjadi penjaga nilai moral, pelindung siswa dari kekerasan dan perundungan, pembimbing dalam era informasi yang tidak terbendung, serta figur yang menjaga arah pembentukan karakter generasi muda,” kata Iqbal.
Said Iqbal juga menyoroti meningkatnya kasus perundungan di sekolah, beberapa di antaranya berujung pada luka berat, trauma psikologis, hingga kematian. Oleh karena itu, Iqbal mendorong adanya pedoman khusus yang mengatur mengenai masalah bullying dan penanganan komprehensif untuk mengurangi dan mencegah perundungan.
Perundungan sendiri dapat berupa perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan orang lain melalui kekerasan fisik, verbal, sosial, atau siber.
Bentuk-bentuk perundungan antara lain:
– Fisik: Memukul, menendang, mendorong, atau merusak barang milik orang lain.
– Verbal: Mengejek, menghina, memaki, atau menjuluki seseorang dengan sebutan buruk.
– Sosial: Mengucilkan, tidak mengajak berteman, atau menyebarkan gosip untuk menjatuhkan seseorang.
– Siber (Cyberbullying): Melakukan perundungan melalui media sosial, pesan singkat, email, atau platform daring lainnya.
Said Iqbal berharap peran guru semakin memperkuat sekolah sebagai lingkungan yang aman di tengah maraknya kasus perundungan.
“Guru adalah fondasi peradaban bangsa. Mereka membutuhkan dukungan penuh negara termasuk kesejahteraannya agar dapat menjalankan tanggung jawab yang semakin kompleks,” pungkas Iqbal. (Yanto)