Said Iqbal Kritik Keras Perbedaan Gaji Buruh dan DPR

Said Iqbal Kritik Keras Perbedaan Gaji Buruh dan DPR

Jakarta, KPonline – Ribuan buruh dari berbagai daerah kembali menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas sulitnya kenaikan upah buruh yang dinilai tidak sebanding dengan tingginya gaji para pejabat negara. Dan meminta agar upah di naikan 7 sampai 10,5 persen di tahun 2026 pada Kamis (28/8/2025).

‎Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, dalam orasinya menyoroti kesenjangan yang mencolok antara gaji buruh dengan gaji anggota DPR. Menurutnya, buruh harus berhari-hari turun ke jalan dan berjuang mati-matian hanya untuk mendapatkan kenaikan upah yang layak, sementara anggota DPR dengan mudah menerima penghasilan yang sangat tinggi.

‎“Berhari-hari buruh turun ke jalan hanya untuk memperjuangkan kenaikan upah, namun sulitnya bukan main. Sementara itu, anggota DPR bisa mendapat gaji hingga Rp3 juta per hari,” tegas Said Iqbal di hadapan massa aksi.

‎Ia menambahkan, realita yang dihadapi buruh sangat jauh dari kata sejahtera. Dia mengungkapkan sudah ada pertemuan antara Pengusaha dan menteri, membahas kenaikan upah tahun 2026 Rata-rata buruh hanya menerima sekitar 9 USD per bulan atau setara dengan upah yang sangat minim, tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi tersebut, kata Said Iqbal, semakin menunjukkan ketidakadilan dalam sistem ketenagakerjaan di Indonesia.

‎“Menteri enak, DPR enak. Gaji dari rakyat, tunjangan dari rakyat, bahkan pajaknya pun ditanggung oleh rakyat. Sementara buruh yang bekerja keras untuk menggerakkan roda perekonomian hanya diberi upah murah,” lanjutnya.

‎Aksi yang diikuti ribuan buruh ini berjalan dengan tertib meski sempat membuat arus lalu lintas di sekitar Kompleks Parlemen Senayan padat. Para buruh membawa spanduk, poster, serta menyuarakan yel-yel yang menuntut pemerintah dan DPR untuk segera memberikan kebijakan yang berpihak kepada pekerja.

‎Selain menuntut kenaikan upah, buruh juga mendesak pemerintah agar tidak lagi membuat kebijakan yang merugikan pekerja, termasuk agar mengesahkan revisi undang- undang ketenaga kerjaan

‎Dengan lantang, Said Iqbal menegaskan bahwa perjuangan buruh tidak akan berhenti sampai ada perubahan nyata. “Kami akan terus melawan ketidakadilan ini. Buruh berhak hidup sejahtera, bukan terus-menerus ditekan oleh kebijakan yang tidak adil,” tutupnya. (Rojali)