Saat Serikat Buruh Kian Diminati di Jerman

Saat Serikat Buruh Kian Diminati di Jerman
Ilustrasi suasana bandara di Jerman

Purwakarta, KPonline – Aksi mogok kerja yang melanda berbagai sektor di Jerman sepanjang tahun 2024 ternyata memiliki dampak positif yang tak terduga bagi serikat buruh di negara ini. Meskipun mogok diwarnai ketegangan, dimana salah satunya adalah disaat petugas menara pengawas di 11 bandar udara berhenti bekerja, dan karena itu lonjakan jumlah anggota serikat justru mengukir sejarah baru yang menguatkan posisi mereka.

Dalam sebuah fenomena yang tidak biasa, sebagian besar serikat pekerja di Jerman melaporkan adanya peningkatan tajam dalam jumlah anggota baru, sebuah angka yang mengakhiri tren penyusutan yang telah terjadi selama dua dekade terakhir. Salah satu serikat terbesar, Verdi, yang mewakili hampir 1,9 juta tenaga kerja lintas industri, mencatatkan rekor pendaftaran anggota baru sebanyak 193.000 orang pada tahun ini, angka tertinggi sejak serikat ini berdiri 22 tahun lalu.

Serikat lainnya juga melaporkan tren serupa. Serikat Masinis GDL, misalnya, mencatatkan kenaikan keanggotaan sebesar 18 persen, sedangkan serikat buruh gastronomi melaporkan bertambahnya 20.000 anggota baru sepanjang tahun lalu. Tren ini memperlihatkan bahwa semakin banyak tenaga kerja muda yang bergabung dengan serikat buruh, sebuah sinyal positif di tengah tantangan ekonomi yang semakin besar.

Stefan Korzell, fungsionaris Konfederasi Serikat Buruh Jerman (DGB), menyambut baik lonjakan jumlah anggota ini. Menurutnya, ini adalah sebuah “isyarat positif” yang menunjukkan bahwa serikat buruh kini lebih kuat dan relevan daripada sebelumnya. “Kami sangat senang,” kata Korzell. “Ini menunjukkan bahwa serikat buruh mampu menghadapi tantangan dan berhasil membalikkan tren penurunan anggota yang telah berlangsung sejak beberapa dekade terakhir”.

Namun, Korzell juga mengingatkan bahwa lonjakan anggota ini masih bersifat anomali, mengingat penurunan jumlah anggota serikat buruh di Jerman telah terjadi secara konsisten sejak pertengahan 1990-an. Keanggotaan DGB, misalnya, menyusut dari 9,3 juta orang pada tahun 1990-an menjadi hanya 5,6 juta orang saat ini. Pergeseran demografi, dengan gelombang pensiun pekerja generasi tua, diyakini menjadi faktor utama dalam penurunan ini.

Meski begitu, menurut Torsten Schulten, peneliti dari Yayasan Hans Bockler yang dekat dengan DGB, kondisi ekonomi yang sulit telah meningkatkan peran serikat buruh di kalangan pekerja muda. “Jerman mengalami inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, sehingga upah yang diterima buruh semakin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup,” kata Schulten. “Hal ini menambah tekanan bagi mereka yang berpendapatan rendah, dan serikat buruh adalah satu-satunya yang bisa memperjuangkan kompensasi dan perbaikan upah”.

Korelasi antara krisis tenaga kerja pasca-pandemi dan perang Ukraina juga menjadi salah satu faktor yang memperkuat posisi serikat buruh. Korzell mengakui bahwa serikat buruh berperan besar dalam mencegah pemecatan massal dengan berkolaborasi bersama pemerintah dan perusahaan untuk memperjuangkan kontrak jangka pendek serta kompensasi bagi pekerja.

Kondisi kelangkaan tenaga kerja terampil, seperti yang diungkapkan oleh Marcel Fratzscher, peneliti dari Institut Penelitian Ekonomi Jerman (DIW), telah mengubah sikap para pekerja. “Saat ini ada sekitar 1,8 juta lapangan pekerjaan yang belum terisi,” kata Fratzscher. “Pekerja kini lebih percaya diri dan berani menuntut kondisi kerja dan upah yang lebih baik”.

Kondisi ini memberikan peluang bagi serikat buruh untuk lebih menggema, meskipun tantangan untuk memperbaiki kondisi kerja dihadapi oleh berbagai sektor. Dengan semakin banyaknya pekerja muda yang bergabung, serikat buruh kini memiliki kekuatan baru yang bisa mendorong perubahan dalam kebijakan ketenagakerjaan di Jerman.

Meskipun masih ada tantangan besar di depan, lonjakan jumlah anggota ini menunjukkan bahwa serikat buruh di Jerman tengah memasuki era baru yang lebih kuat dan lebih relevan. Para pekerja kini semakin menyadari pentingnya kolaborasi dalam melawan ketidakadilan ekonomi dan sosial, menjadikan serikat buruh sebagai kekuatan penting yang dapat membawa perubahan nyata di dunia kerja.

Narasumber: (DW), Ben Knight yang berkantor di Berlin, Ben Knight merupakan penulis laporan seputar politik Jerman.