Bandung, KPonline – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PP SPL FSPMI yang digelar pada Kamis – Sabtu, 29 – 31 Mei 2025 bertempat di Hotel Grand Pasundan Bandung menjadi lebih istimewa dengan kehadiran dua tradisi Sunda yang kaya makna, yaitu Sisingaan dan Lengser.
Kedua tradisi ini memiliki pesan moral yang kuat tentang keberanian, perlawanan, dan nilai-nilai budaya lokal.
Sisingaan, dengan boneka singa yang diusung, melambangkan perlawanan terhadap penjajahan dan keinginan untuk menjadi unggul. Sementara itu, Lengser, sebagai upacara adat, mengajarkan tentang keadilan, ketundukan, dan pergantian kekuasaan yang damai.
Dengan mengintegrasikan kedua tradisi ini dalam Rakernas IV PP SPL FSPMI, organisasi menunjukkan komitmennya untuk melestarikan dan menghormati nilai-nilai budaya lokal.
“Sisingaan dan Lengser tidak hanya menjadi simbol keberanian dan perlawanan, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya keadilan dan ketundukan dalam menjalankan kepemimpinan,” kata Ketua Umum PP SPL FSPMI, A. Taupik Hidayat.
Rakernas IV PP SPL FSPMI tidak hanya menjadi ajang untuk membahas isu-isu penting organisasi, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat identitas budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Sunda. (Yanto)