Bandung, KPonline – Hari ke dua Rakercab SPL FSPMI Bandung Raya yang diadakan di Villa Istana Bunga Kec. Cisarua Kab. Bandung Barat 16-17 Juli 2022 semakin menarik. Pada hari terakhir itu dibahas terkait pembahasan Muscab serta pembahasan dan kesimpulan Rakercab.
Beberapa keputusan dihasilkan. Baik itu terkait anggaran, program kerja dan rekomendasi melalui mekanisme sidang komisi yang dibentuk.
Rapat kerja cabang ini pun selesai dengan sebuah berita acara yang nanti akan disampaikan pada saat Musyawarah Cabang ke VI SPL-FSPMI Bandung Raya pada tanggal 30 Juli di Hotel Valore kota Cimahi.
Nur Kholiq dari Pimpinan Pusat SPL FSPMI mengatakan dalam sambutan akhirnya bahwa berkumpulnya dalam suatu majelis permusyawaratan adalah salah satu jalan menuju safa’at.
Ia pun melihat Ghiroh dari para aktifis FSPMI Bandung Raya masih ada.
“Kumpulnya kita memikirkan orang banyak merupakan suatu ibadah, dan sebaliknya apabila kita berada di lingkaran organisasi kemudian ia tidak bergerak, tidak pernah agresif berarti ada yang kurang. Entah karena kepentingan keluarga, kepentingan pribadi ataupun kepentingan yang lebih mendominasi,” tandasnya.
Lebih dalam ia mengatakan, ayo raba diri kita, kita sudah di takdirkan berada di lingkaran organisasi dan disini saatnya kita harus bergerak.
Terkait agenda rakercab tersebut Nur Kholiq menjelaskan bahwa pendapat apapun pada saat musyawarah silahkan sampaikan dan dimusyawarahkan. Namun begitu selesai musyawarah, kemudian di aplikasikan dilapangan. Sebab seluruh peserta yang hadir dalam acara rakercab ini menurutnya merupakan perpanjangan tangan dari PUK dan setiap peserta merupakan pembawa inspirasi.
Apabila kita faham bahwa rakercab ini merupakan fasilitas organisasi, maka pasti hal itu akan menjadi kegiatan rutin dan akan diadakan setiap tahun. Terakhir dalam sambutan penutupnya ia mengibaratkan rakercab itu seperti sebuah lamaran pernikahan, yang kemudian akan di sahkan pada acara akad nikah.
“Dalam kepemimpinan ada 3 fase di dalamnya yaitu:
1. Saat ia muncul pada pagi hari ia tersenyum dengan hangat.
2. Begitu memasuki tengah hari dan Matahari sedang berada di puncak maka panasnya akan terasa, dan
3. Begitu sore tiba, Matahari akan terbenam maka cahayanya akan meredup.
(Zenk)