Purwakarta, KPonline – Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengklaim bahwa angka pengangguran di wilayahnya terus menunjukkan tren penurunan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan rilis resmi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Purwakarta, per akhir 2024 angka pengangguran berada di kisaran 7,34 persen dari total 529.236 angkatan kerja.
Kepala Disnakertrans Purwakarta, Didi, mengungkapkan bahwa penurunan tersebut merupakan buah dari berbagai strategi penanganan yang dijalankan, termasuk program pelatihan berbasis kompetensi (PBK) melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan Bidang Pelatihan dan Produktivitas (Latas).
“Di setiap tahunnya, kami siapkan pelatihan prakerja baik di BLK maupun Latas. Ini untuk mencetak tenaga kerja yang terampil dan siap pakai,” ujar Didi, Selasa (10/6). Ia menambahkan bahwa pelatihan yang dijalankan bukan sekadar formalitas, tetapi mendorong peserta untuk memiliki keahlian teknis sesuai kebutuhan industri.
Tren penurunan memang terlihat konsisten dalam data yang dirilis Disnakertrans. Pada 2020, angka pengangguran berada di 11,7 persen dari 432.428 angkatan kerja. Kemudian menurun menjadi 10,7 persen di 2021, turun lagi ke 8,75 persen di 2022, dan menjadi 7,72 persen di tahun 2023 dari 519.389 angkatan kerja. Hingga akhirnya, di tahun 2024 turun kembali menjadi 7,34 persen.
Namun demikian, tren positif ini menghadapi tantangan baru. Gelombang kelulusan siswa SMA dan SMK tahun 2025 diprediksi akan menambah jumlah pencari kerja secara signifikan. Dengan lebih dari 20 sekolah tingkat menengah di wilayah ini, baik negeri maupun swasta, yang masing-masing rata-rata memiliki dua kelas paralel dengan 40 siswa per kelas, potensi masuknya ribuan pencari kerja baru menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.
Jika tidak ada penyerapan tenaga kerja yang seimbang atau percepatan program pelatihan kerja yang masif dan adaptif, maka angka pengangguran bisa kembali naik dalam waktu dekat. Terlebih, tidak semua lulusan memiliki akses atau kesempatan mengikuti program pelatihan yang disediakan pemerintah.
Selain pelatihan, Disnakertrans Purwakarta juga telah menyelenggarakan Job Fair secara rutin dalam tiga tahun terakhir. Program ini ditujukan untuk menjembatani pencari kerja dan perusahaan. Meski demikian, efektivitasnya masih perlu dievaluasi mengingat dinamika kebutuhan tenaga kerja industri yang cepat berubah dan tidak selalu selaras dengan profil lulusan sekolah menengah.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan mendasar, apakah penurunan angka pengangguran ini benar-benar mencerminkan perbaikan struktural ketenagakerjaan, atau hanya jeda sementara sebelum gelombang pengangguran muda baru kembali memuncak?
Ke depan, diperlukan strategi lebih progresif, termasuk kolaborasi yang erat antara sekolah, dunia usaha, dan pemerintah daerah agar Purwakarta tak hanya menurunkan angka pengangguran, tetapi juga menciptakan ekosistem kerja yang berkelanjutan.