Sidoarjo,KPonline – Selasa pagi, 18 November 2025, halaman drop zone PT. Pakarti Riken Indonesia berubah menjadi ruang demokrasi terbuka. PUK SPL FSPMI PARIN menggelar tahap pencoblosan MUSNIK IX, sebuah momen penting yang menjadi penentu arah kepemimpinan organisasi untuk tiga tahun ke depan.
Lokasi drop zone dipilih bukan tanpa alasan. Area ini merupakan jalur lintasan utama pekerja saat datang dan pulang kerja, sehingga panitia ingin memastikan seluruh anggota mendapatkan akses yang mudah dan setara untuk berpartisipasi. Demokrasi, dalam konteks ini, dirancang agar menyapa para pekerja di ruang paling dekat dengan keseharian mereka.
Sebanyak 15 panitia telah bersiaga sejak pagi, memastikan tiap bagian dari proses pencoblosan berjalan transparan, tertib, dan dapat dipertanggungjawabkan. Mereka terbagi dalam beberapa peran: tim pemanggil dan pengingat anggota, tim penerima surat panggilan, tim pembagi surat suara, tim pengarah di lokasi, tim pengawas kotak suara, hingga tim pembagi konsumsi bagi pemilih.Menunjukkan bahwa demokrasi tak hanya soal mencoblos, tetapi juga soal kerja kolektif untuk menjaga prosesnya tetap bersih dan inklusif.
Untuk mempercepat alur, panitia menyiapkan dua bilik suara. Hasilnya, satu anggota bisa menuntaskan pencoblosan dalam waktu kurang dari satu menit. Meski cepat, proses ini tetap mempertahankan asas kerahasiaan dan ketertiban yang menjadi standar penting dalam pemilihan internal FSPMI.
Tahap pencoblosan hari ini bukan yang terakhir. Panitia masih menyiapkan empat sesi pencoblosan berikutnya hingga Rabu, 19 November 2025, sebagai upaya memberi ruang seluas mungkin bagi semua anggota yang bekerja dalam pola shift berbeda.
3 kandidat yang akan dipilih oleh anggota merupakan hasil dari proses penjaringan dan tahap wawancara, yakni:
1. Narwoko, S.H.
2. Heri Novianto, S. H.
3. Meimun Toha.
Melalui proses ini, PUK SPL FSPMI PARIN memperlihatkan bahwa demokrasi di lingkungan buruh tidak hanya hidup, tetapi juga dikelola dengan serius dan penuh tanggung jawab. Ada pelajaran yang bisa dipetik oleh organisasi lain: bahwa keterbukaan, kedisiplinan, dan keterlibatan anggota secara aktif adalah fondasi penting bagi organisasi yang sehat dan berdaya.