Kendal, KPonline – Seusai kegiatan outbond dalam rangkaian kegiatan Jambore Pekerja Muda FSPMI Jawa Tengah 2025, Minggu (3/8/2025), Vice Presiden FSPMI Bidang Pendidikan, Nani Kusmaeni, tidak lupa untuk menyampaikan pesan penting kepada peserta mengenai perjuangan dan peran strategis Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dalam memperjuangkan hak-hak pekerja, khususnya pekerja perempuan.
Dalam keterangannya, Nani menegaskan bahwa FSPMI bukan hanya organisasi biasa, tetapi merupakan gerakan sosial yang dilahirkan dari semangat melawan ketidakadilan.
“FSPMI lahir sebagai gen perlawanan terhadap segala bentuk ketidakadilan. Kami memperjuangkan hak-hak dasar pekerja seperti cuti haid, lembur, hak cuti untuk pekerja perempuan, dan sistem kerja yang manusiawi,” tegas Nani.
Ia menyoroti pengalaman mengorganisir keanggotaan dan kegiatan pendidikan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Batam. Dalam perjuangan panjang sejak tahun 2002, kader-kader muda FSPMI telah berhasil diorganisir untuk melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah maupun pemilik modal.
Lebih lanjut, Nani menyampaikan pentingnya peran aktif anggota dalam mendukung perjuangan serikat, termasuk membayar iuran untuk mendukung program pendidikan dan pelatihan.
“Melalui iuran anggota, kita bisa mengadakan pelatihan, memperjuangkan upah layak, BPJS, dan perlindungan kerja. FSPMI hadir sebagai alat perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup buruh,” ujarnya.
Diakhir penyampaiannya, Nani menekankan tiga poin penting:
1. FSPMI berjuang maksimal untuk kebutuhan hidup kaum buruh.
2. FSPMI dan Partai Buruh harus terus bergerak bersama sebagai alat perjuangan politik kelas pekerja.
3. Buruh hanya memiliki satu kekuatan: solidaritas di antara sesama anggotanya.
Semangat perjuangan ini diharapkan terus tumbuh di kalangan buruh muda agar dapat melanjutkan estafet perjuangan serikat pekerja demi keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. (Ain)