Purwakarta, KPonline – Musyawarah Unit Kerja (Musnik) VI Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT. Sumi Indo Wiring Systems, menjadi lebih dari sekadar forum restrukturisasi organisasi. Ia berubah menjadi ruang pengingat sejarah, dimana saat Ketua Konsulat Cabang FSPMI Purwakarta, Fuad BM, membuka kembali lembaran masa lalu yang penuh perjuangan.
“Jangan lupakan sejarah,” tegas Fuad dalam sambutannya di Hotel Harper, Purwakarta pada Sabtu (2/8/2025) itu. Ia membawa peserta Musnik menelusuri kisah pendirian PUK Sumi Indo Wiring Systems. Sebuah cerita tentang keteguhan, keringat, dan keyakinan yang ditanam di atas tenda-tenda perjuangan.
“Bagaimana sulitnya mendirikan FSPMI di Sumi Indo dengan mendirikan tenda perjuangan. Berhari-hari, berbulan-bulan. Sekitar empat bulan, sampai Ade Supyani hampir berputus asa,” kenangnya.
Nama-nama besar dalam sejarah itu pun disebut dengan penuh hormat. Di antaranya Budi Eko, yang dianggap turut berjasa langsung membidani lahirnya PUK Sumi Indo.
Dalam organisasi, kata Fuad, perbedaan pandangan adalah hal yang wajar. Ia bahkan menyebut hubungannya dengan Ade Supyani, sesama tokoh penting dalam FSPMI, sering kali berbeda pendapat. “Tapi itu lah uniknya dalam berorganisasi,” tambahnya. “Yang terpenting, kita tetap satu barisan saat turun ke jalan”.
Ia kembali mengingatkan bagaimana PUK Sumi Indo menjadi kekuatan yang menentukan dalam aksi-aksi besar perjuangan buruh di Purwakarta. “Saya selalu hadir di atas mobil komando dalam setiap rangkaian aksi yang dilakukan FSPMI. Terlebih dalam hal upah, seperti aksi UMSK yang pernah kita lakukan bersama dengan menutup kawasan industri,” kata Fuad dengan tegas.
Lebih jauh, Fuad mengajak seluruh anggota PUK Sumi Indo Wiring Systems untuk tetap bersabar dan kuat dalam menghadapi tantangan. Ia menekankan bahwa kontribusi PUK Sumi Indo terhadap perusahaan bukanlah hal yang kecil.
“Bagaimanapun pun, PUK Sumi Indo sudah memberikan kontribusi yang besar terhadap PT. Sumi Indo di Purwakarta,” katanya. Ia menilai keberadaan serikat pekerja bukan sebagai oposisi, melainkan sebagai mitra kritis dan konstruktif bagi perusahaan.
“Musnik VI ini bukan hanya peralihan kepengurusan. Ini adalah babak baru, tantangan baru. Dan hadapi itu dengan imajinasi yang baru pula,” pesan Fuad.
Musnik VI menjadi momentum penting bagi kader-kader baru dalam organisasi. Dalam suasana formal namun penuh keakraban, peserta Musnik tampak menyimak dengan khidmat setiap patah kata dari sambutan Fuad. Tidak hanya sebagai pengingat sejarah, tetapi juga sebagai cambuk motivasi untuk menjaga bara perjuangan tetap ada.
Dengan tema besar Konsisten Berjuang dan Bersatu Menghadapi Setiap Tantangan, Musnik VI bukanlah seremonial biasa. Ia adalah refleksi sejarah, rapat strategi, dan pesta demokrasi organisasi FSPMI. Dari agenda pembahasan program kerja hingga pemilihan kepengurusan baru, semuanya dikemas dalam semangat kolektif membangun PUK Sumi Indo yang lebih kuat dan adaptif.
“Yang kuat bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang terus bangkit setiap kali jatuh. Dan kita sudah membuktikannya sejak tenda perjuangan pertama kali berdiri”
Musnik VI pun bukan hanya mencatat nama-nama baru di struktur PUK, tetapi juga memperkuat komitmen kolektif untuk terus berdiri kokoh sebagai kekuatan buruh di tengah tekanan zaman. Dari tenda perjuangan, kini mereka bersidang di hotel berbintang tanpa melupakan akar perjuangannya.
Sebab sejarah bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk terus diperjuangkan.