Bekasi, KPonline – Bulan Ramadan sebentar lagi tiba, harga sembilan bahan pokok (sembako) diprediksi bakal meningkat. Kabiro Media Perdjoeangan FSPMI Kabupaten Bekasi, yang juga Pengurus KC FSPMI Bekasi Bidang Perempuan dan Media, Wiwik Aswanti, S.H. meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah pengendalian harga sembako.
“Untuk mengantisipasi kenaikan harga saat Ramadhan, kami minta pemerintah kendalikan harga sembako sehingga masyarakat tidak kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ujar Wiwik Aswanti, Selasa (18/2/2025).
Aktivis Perempuan Metal FSPMI Bekasi ini menyoroti beberapa komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga seperti gula pasir, beras, telur, gula, garam, cabai rawit dan minyak goreng.
“Gula pasir, misalnya, seringkali mengalami peningkatan permintaan saat Ramadhan karena banyak digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman manis. Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) per 11 Februari 2025, harga gula pasir curah mencapai Rp18.500 per kilogram. Jika tidak dikendalikan sejak sekarang, potensi harga gula pasir dikhawatirkan akan mengalami peningkatan,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan kondisi serupa juga terjadi pada minyak goreng. Permintaan minyak goreng juga meningkat saat bulan Ramadhan. Namun, hingga saat ini, harga minyak goreng belum menunjukkan penurunan. Harga Minyakita masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp17.200 per liter, padahal berdasarkan Permendag Nomor 18 Tahun 2024, HET Minyakita seharusnya Rp15.700 per liter. Harga minyak goreng sawit kemasan premium bahkan mencapai Rp22.200 per liter.
“Saat saya belanja harga cabai merah masih tinggi mencapai 70 ribu per kilogram. Harga bawang putih masih di atas harga 40 ribu per kilogram. Kalau tidak segera ditangani, potensi kenaikan harga saat Ramadhan dapat terjadi dan sulit dikendalikan,” lanjut Wiwik.
Dirinya meminta pemerintah bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menindak praktik penimbunan sembako yang dapat menyebabkan kenaikan harga. “Harus ada penegakan hukum bagi produsen atau pihak-pihak yang menimbun sembako dalam jumlah banyak dengan tujuan dijual lagi saat Ramadhan tapi dengan harga tinggi,” tuturnya.
Selain itu, Wiwik Aswanti juga meminta pemerintah untuk melakukan operasi pasar yang menjual sembako dengan harga terjangkau. “Operasi pasar ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. Operasi pasar sebaiknya dilakukan tidak hanya di kota-kota besar saja tetapi juga di daerah-daerah yang susah terjangkau karena jauh dari pusat kota,” pungkas Wiwik. (Yanto)