Bogor, KPonline-Dalam rangka memperkuat konsolidasi organisasi sekaligus meneguhkan ideologi perjuangan, Dewan Pimpinan Pusat SPN menyelenggarakan kegiatan capacity building sebagai agenda strategis organisasi. Gagasan ini sejatinya telah dirumuskan sejak Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pertama dan kembali dimatangkan menjelang Rakernas II, seiring kebutuhan organisasi untuk terus meningkatkan kualitas dan kapasitas kader di seluruh tingkatan.
Pelaksanaan capacity building dirancang dengan konsep yang fleksibel dan adaptif. Penyesuaian teknis maupun materi pembekalan dapat ditentukan oleh masing-masing daerah sesuai dengan kebutuhan, tantangan, serta karakter wilayahnya. Pola ini diharapkan mampu menjawab persoalan riil di lapangan sekaligus memperkuat kesatuan gerak organisasi secara nasional.
Kegiatan capacity building ini dibagi ke dalam beberapa kelas strategis, yakni Kelas Perempuan, Kelas Pekerja Muda, Kelas Laskar, Kelas Media, serta Kelas Team Kuasa dan Bantuan Hukum (TKBH). Setiap kelas memiliki fokus pembelajaran yang berbeda, namun saling melengkapi dalam upaya mencetak kader yang militan, berintegritas, serta memiliki kemampuan organisasi dan perjuangan yang mumpuni.
Materi pembekalan meliputi penguatan ideologi organisasi, peningkatan kapasitas kepemimpinan, strategi advokasi dan perjuangan, pengelolaan media dan informasi, hingga penguatan pemahaman hukum serta pembelaan hak-hak anggota. Pembekalan ini diharapkan mampu mendorong peran aktif kader dalam mengawal perjuangan organisasi, baik di tingkat perusahaan, daerah, maupun nasional.
Ketua Umum DPP SPN, Iwan Kusmawan, menegaskan bahwa capacity building merupakan kebutuhan mendasar dan tidak bisa ditawar dalam membangun organisasi yang kuat. Menurutnya, kekuatan organisasi terletak pada kualitas kader yang memiliki pemahaman ideologi yang kokoh, kemampuan teknis yang terus diasah, serta kesiapan menghadapi dinamika dan tantangan perjuangan kaum pekerja ke depan.
Kegiatan capacity building ini dilaksanakan di Griya Astuti Hotel dan berlangsung selama tiga hari, pada tanggal 16, 17, dan 18 Desember 2025. Pemilihan lokasi di kawasan Cisarua, Bogor tersebut diharapkan mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk proses pembelajaran dan diskusi, sekaligus memperkuat kebersamaan serta soliditas peserta dari berbagai daerah.