Pembicaraan Imajiner Kang Parna dengan Alm. Dewi Sartika

Pembicaraan Imajiner Kang Parna dengan Alm. Dewi Sartika

Bandung, KPonline – Kang Parna malam itu terjebak dalam hujan yang deras di pinggir jalan raya Pasteur Kota bandung, setelah menuntun motornya dari jalan layang pasopati, bukan karena ban motor yang bocor, namun karena kehabisan bensin dan kunci tertinggal di di bagasi motor ketika melihat isi tanki, maklum motor Kang Parna tidak memiliki indikator bensin sehingga harus membuka tanki untuk memastikan masih cukup atau tidaknya bensin hingga pulang ke kos.

Dalam derasnya hujan dan mulai frustasi selalu gagal mencoba membuka-buka bagasi motornya, lalu diputuskan untuk mencari tempat untuk berteduh. Kang Parna mencoba menenangkan diri sambil mengambil sebatang rokok dan menyulutnya. Sambil menikmati rokok Kang Parna memperhatikan lalu lalang kendaraan, para pedagang yang berteduh, ojek online yang terus berjuang dengan jas hujannya, hingga imajinasi Kang Parna masuk kedalam ruang imajiner.

Di dalam ruang imajiner yang hangat itu, Kang Parna bertemu dengan Dewi Sartika, pahlawan nasional kelahiran Kota Bandung, yang dikenal karena perjuangannya memajukan pendidikan perempuan di tanah Pasundan. Kang Parna memberanikan diri untuk berbincang dan berbagi pandangan tentang kondisi kesejahteraan warga Bandung saat ini, Pandangan Ibu Dewi saat itu terlihat tajam namun penuh empati.

Kang Parna : “Punten Ibu Dewi, bagaimana pandangan Ibu mengenai kesejahteraan warga Bandung saat ini?”

Dewi Sartika : “Iya Kang, Bandung kini berkembang pesat—ekonomi bergerak, Pembangunan terjadi di berbagai sudut. Namun, kesejahteraan sejati bukan hanya soal infrastruktur. Saya khawatir ada warga yang tertinggal, terutama di bidang pendidikan, lapangan pekerjaan, dan akses terhadap kesehatan.”

Kang Parna : “Bisa dijelaskan lebih rinci mengenai tantangan yang dihadapi warga saat ini?”

Dewi Sartika : “Tentu. Kalau Ibu melihat data yang ada, pada akhir 2024, jumlah pengangguran
di Kota Bandung mencapai 100.300 orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,4% dari total penduduk usia produktif. Meskipun ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini masih cukup tinggi kang. Selain itu, meskipun angka kemiskinan menurun, pada Maret 2024 masih ada sekitar 101.100 warga yang masuk kategori miskin. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam distribusi kesejahteraan, padahal pertumbuhan ekonomi saat ini mencapai 5%.”

Kang Parna : “Apa yang Ibu harapkan dari pemerintah kota dan masyarakat?”

Dewi Sartika : “Saya berharap pemerintah terus meningkatkan program yang menyentuh langsung masyarakat—mulai dari pendidikan berkualitas, pelatihan kerja, lapangan kerja, hingga jaminan kesehatan yang memadai. Sementara masyarakat juga harus aktif, peduli satu sama lain, dan menciptakan solidaritas sosial. Sejahtera itu bukan hanya milik mereka yang mampu, tetapi milik seluruh warga Bandung.”

Kang Parna : “Jika Ibu melihat Bandung 10 tahun ke depan, apa yang ingin Ibu lihat?”

Dewi Sartika : “Saya ingin melihat Bandung menjadi kota modern yang sejahtera tanpa meninggalkan akar budaya dan nilai kemanusiaannya. Anak-anak dan Perempuan memiliki akses yang sama untuk belajar dan berkembang, masyarakat hidup sejahtera, dan ketimpangan berkurang secara signifikan. Itu cita-cita yang layak diperjuangkan.”

Tiba-tiba imajinasi Kang Parna terganggu karena terkena cipratan air ketika ada mobil mewah berwarna putih melaju cepat dan melewati genangan air. Sambil membersihkan wajahnya Kang Parna menilai pembicaraan imajiner tadi menjadi pengingat bahwa meski Bandung berkembang pesat, perhatian terhadap kesejahteraan warga—terutama kelompok rentan—harus tetap menjadi prioritas. Seperti kata Dewi Sartika bahwa “Pembangunan kota sejati adalah pembangunan manusia, bukan hanya gedung dan jalan raya.”

Beberapa menit kemudian hujan mulai reda, Kang Parna mencoba kembali merogoh kunci di bagasi motornya yang terkunci, dan berhasil, lalu seorang ojek online menghampirinya dan menawarkan diri membantu mengantarkan Kang Parna hingga bisa menuju Pom Bensin terdekat.

“Pemilik mobil mewah putih tadi bisa saja salah satu yang menikmati pertumbuhan ekonomi, rakyat hanya dapat cipratan genangan air saja, untung sesama rakyat masih punya hati seperti bapak Ojek online ini, Al Fatehah untuk Ibu Dewi Sartika” gumam Kang Parna dilanjutkan dengan membaca Surah Al Fatehah dalam hati.