Nganjuk, KPonline – Keluarga besar Exco Partai Buruh Provinsi Jawa Timur bersama Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI, Said Iqbal, hari ini (30/11/2025) melaksanakan ziarah ke makam Pahlawan Nasional Marsinah di Nganjuk. Ziarah ini menjadi simbol penghormatan sekaligus penegasan bahwa perjuangan buruh tidak pernah padam.
Ketua Exco Partai Buruh Jawa Timur, Jajuli, S.H., menyampaikan bahwa penetapan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional adalah kemenangan moral bagi gerakan buruh Indonesia.
“Ini bukan semata penghormatan kepada sosok Marsinah, tapi penghargaan kepada seluruh buruh Indonesia yang terus berjuang. Marsinah adalah simbol keberanian kelas pekerja,” tegas Jajuli di hadapan rombongan.
Ia menegaskan Partai Buruh akan terus meneladani sikap, keberanian, dan keteguhan Marsinah. “Kami bertekad melanjutkan perjuangan untuk kesejahteraan buruh, sebagaimana semangat yang diwariskan Marsinah.”
Said Iqbal: Marsinah, Pahlawan Nasional Pertama dari Kalangan Buruh
Dalam kesempatan yang sama, Said Iqbal mengingatkan bahwa Marsinah adalah satu-satunya Pahlawan Nasional yang berasal dari buruh.
“Kita datang ke sini sebagai bentuk penghormatan dan janji bahwa perjuangan Marsinah tidak akan berhenti,” ungkap Iqbal.
Ia menegaskan bahwa KSPI dan Partai Buruh adalah pihak pertama yang mengusulkan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. Usulan tersebut disampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto pada peringatan May Day 2025.
“Saya sampaikan kepada Presiden Prabowo bahwa belum ada satu pun pahlawan nasional dari buruh. Ketika beliau bertanya siapa yang layak, saya jawab: Marsinah. Dan Presiden merespon cepat,” jelasnya.
Mengapresiasi Tokoh-Tokoh yang Berjasa
Iqbal menegaskan bahwa perjuangan ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai tokoh dan pihak:
– Eva Sundari, penyusun naskah akademik pengusulan Marsinah.
– Bupati Nganjuk, Marhaen, yang membuka jalan bagi proses administrasi pengusulan.
– KSPI, SBSI Nganjuk, dan organisasi buruh lainnya, yang memberikan data, dokumen, dan catatan sejarah Marsinah.
“Tanpa mereka, perjuangan ini tidak akan sampai pada pengakuan negara. Ini kerja kolektif gerakan buruh,” tegas Iqbal.
Marsinah: Simbol Perlawanan Buruh Perempuan
Iqbal menegaskan bahwa alasan Marsinah layak menjadi Pahlawan Nasional sangat kuat:
1. Egaliter – buruh murni, bukan elite.
2. Perempuan pekerja yang berani melawan ketidakadilan.
3. Simbol penindasan yang dialami buruh pada masa Orde Baru.
Marsinah menjadi martir dalam perjuangan upah minimum. Ia diculik dan disiksa setelah mempertanyakan alasan aparat terhadap hilangnya rekan buruh yang sedang berunding soal upah. Kasus itu menjadi luka sejarah sekaligus penyemangat perjuangan buruh Indonesia.
Perjuangan Berlanjut: Upah Minimum dan Hak Keluarga Marsinah
Iqbal menekankan bahwa perjuangan Marsinah masih relevan hari ini: buruh masih berjuang soal upah minimum.
“Dulu Marsinah berjuang soal upah minimum. Hari ini pun kita berjuang hal yang sama. Usulan kenaikan upah hanya 3,57 persen itu terlalu kecil. Buruh menuntut kenaikan minimal 8,5 persen,” tegasnya.
Iqbal juga menuturkan bahwa Partai Buruh akan memperjuangkan hak-hak keluarga Marsinah sebagai ahli waris Pahlawan Nasional.
“Kami akan sampaikan langsung kepada Presiden Prabowo agar keluarga Marsinah mendapatkan hak resmi sebagai ahli waris pahlawan nasional,” jelasnya.
Rombongan Partai Buruh dan KSPI menutup agenda dengan berziarah serta bersilaturahmi ke rumah keluarga Marsinah. Kunjungan ini sekaligus menegaskan bahwa perjuangan Marsinah akan terus diwariskan dan menjadi bara semangat gerakan buruh Indonesia. (A. R. Putri)



