Kendal, KPonline – Dalam sesi materi organizing yang disampaikan di hadapan peserta Jambore Pekerja Muda FSPMI Jawa Tengah 2025, Sabtu (2/8/2025), Nur Yasin, selaku Wakil Presiden Bidang Organisasi DPP FSPMI, menekankan pentingnya kebebasan berserikat dan peran aktif anggota dalam memperkuat organisasi serikat pekerja.
Mengawali materinya, Yasin menjelaskan bahwa kebebasan berserikat (freedom of association) adalah hak dasar bagi setiap pekerja dan pengusaha. Jika pengusaha saja bisa mendirikan asosiasi atau serikat, maka pekerja juga wajib membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja.
“Di Indonesia, dari sekitar 55 juta pekerja formal, hanya 4 juta yang tergabung dalam serikat pekerja. Ini menjadi tantangan serius. Di negara maju, orang justru mencari pekerjaan yang memiliki serikat, sementara di sini, banyak pekerja justru enggan berserikat,” ujarnya.
Ia juga memaparkan bahwa saat ini FSPMI telah memiliki tujuh sektor, yang semuanya berfederasi di bawah naungan organisasi pusat. Struktur sektoral ini menjadi pembeda FSPMI dengan serikat pekerja lain.
FSPMI juga telah hadir di 32 provinsi di Indonesia, dan menurut Yasin, jumlah anggota harus terus ditingkatkan agar memiliki daya tawar di hadapan pemerintah dan pengusaha.
“Kita perlu jumlah anggota yang besar untuk menciptakan kekuatan politik dan sosial. Selain itu, iuran anggota di FSPMI bersifat sentralisasi, dan ini menjadi kekuatan finansial utama untuk mendukung gerakan,” terangnya.
Yasin juga menyoroti ancaman terbesar serikat pekerja saat ini bukan hanya dari luar, tapi justru dari dalam yaitu pekerja yang tidak memahami pentingnya serikat, sehingga dapat memicu perpecahan internal.
Untuk membangun serikat pekerja yang kuat, dirinya menekankan empat pilar utama kepada peserta:
- Anggota yang aktif, cerdas, dan solid dalam kegiatan serikat.
- Pemimpin yang strategis, demokratis, dan tidak mudah menyerah.
- Mobilisasi anggota dalam setiap aktivitas organisasi.
- Sumber daya yang kuat, baik dalam hal kualitas anggota maupun kekuatan keuangan.
“Dengan keuangan yang kuat, kita bisa membiayai pendidikan dan penguatan kapasitas anggota. Itu sebabnya, iuran dan konsolidasi menjadi bagian yang tidak boleh ditinggalkan,” tambahnya.
Yasin juga menekankan pentingnya pemilihan pimpinan organisasi secara satu suara, agar tidak memecah belah kekuatan anggota. Ia mendorong agar pengurus rutin melakukan konsolidasi internal, guna memperkuat pemahaman ideologis dan meningkatkan solidaritas.
Dalam penyampaian materi kali ini berlangsung interaktif dan hidup, karena terjadi komunikasi dua arah antara pemateri dan peserta. Peserta pun antusias menyampaikan pertanyaan dan pandangannya, menciptakan suasana diskusi yang dinamis dan penuh semangat. (Ika S)