Makassar, KPonline – Di tengah derasnya arus modernisasi dan tantangan dunia ketenagakerjaan yang kian kompleks, hadir sosok muda yang tampil sebagai motor penggerak perjuangan buruh di Kota Makassar dan sekitarnya. Dialah yang kerap dipanggil dengan Bung Taufik, S.M., M.Si., Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Aneka Industri (PC SPAI) FSPMI Makassar Raya yang dikenal muda, cerdas, dan militan dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh.
Pria kelahiran Onang, sebuah desa kecil di Provinsi Sulawesi Barat ini, telah menunjukkan dedikasi dan semangat luar biasa dalam membela nasib pekerja. Lahir dari keluarga petani yang sederhana, Taufik mengenyam pendidikan dasar di SDN 33 Rawang-Rawang, lalu melanjutkan ke SMPN 3 Sendana, dan SMKN 4 Majene. Keterbatasan biaya sempat membuatnya berhenti mengejar pendidikan, namun semangat untuk belajar tak pernah padam. Ia merantau ke Makassar pada 2014, bekerja sambil menabung demi melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda.
Perjuangan itu membuahkan hasil. Di tahun 2017, ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Manajemen dan melanjutkan ke jenjang Magister di Universitas Bosowa Makassar. Semua itu ia lakukan sambil tetap aktif dalam kegiatan serikat pekerja dan organisasi kemahasiswaan.
Kiprahnya di Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sulawesi Selatan tak bisa dipandang sebelah mata. Bung Taufik aktif mendampingi pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, memperjuangkan hak atas upah minimum, THR yang layak, dan jaminan sosial BPJS. Bahkan, ia terlibat langsung dalam perjuangan di Pengadilan Hubungan Industrial untuk membela kaum buruh yang dirugikan.
Salah satu capaian penting yang dicatat dalam kepemimpinannya adalah keberhasilan memperjuangkan lahirnya Upah Minimum Sektoral Kota (UMSK) Makassar, dimana sebuah sejarah baru yang menunjukkan keberpihakan nyata terhadap pekerja sektor industri di kota ini.
Tak hanya aktif secara lokal, Taufik juga telah mengikuti berbagai kegiatan berskala nasional seperti Rakernas FSPMI, Kongres Partai Buruh, serta forum-forum serikat pekerja lainnya di berbagai daerah Indonesia. Semangatnya untuk membawa perubahan juga mendorongnya maju sebagai Calon Legislatif DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dalam Pemilu 2024 melalui Partai Buruh.
“Maju sebagai caleg adalah bentuk keseriusan saya menyuarakan aspirasi kaum buruh di parlemen. Meskipun belum berhasil tahun ini, saya tidak akan berhenti berjuang. Tahun 2028 saya akan kembali maju,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh buruh di Sulawesi Selatan untuk bersatu dalam barisan perjuangan melalui Partai Buruh. “Sudah saatnya kita punya alat perjuangan di pemerintahan agar suara kita didengar dan diperjuangkan,” tambahnya.
Kini, di usianya yang masih 30 tahun, Taufik telah menduduki berbagai posisi strategis, seperti; Ketua Pimpinan Cabang (PC) Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI) FSPMI Makassar Raya, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FSPMI Sulsel, Wakil Sekretaris PERDA KSPI Sulsel, Wakil Ketua Exco Partai Buruh Provinsi Sulsel, serta Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Gowa.
Sosoknya menjadi representasi generasi muda yang tidak hanya memiliki semangat, tapi juga komitmen dan integritas dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Bung Taufik adalah potret nyata anak muda militan yang menjadi harapan bagi masa depan gerakan buruh di Indonesia.



