Surabaya, KPonline – Band Methosa kembali menunjukkan keseriusannya dalam menggabungkan seni dan gerakan sosial. Kali ini, tiga personelnya — Mansen Munthe, Kelana Halim, dan Raden Agung — menggelar silaturahmi sekaligus diskusi intens bersama sejumlah seniman dan aktivis budaya Kota Surabaya dalam rangka menyusun Blueprint agenda bertajuk Wisata Orang Waras.
Bertempat di Cakrawalakata, Jl. Wiguna Timur VI No.1, Gunung Anyar, Surabaya, Sabtu (5/7/2025), pertemuan yang dimulai sejak pukul 16.00 hingga 19.30 WIB ini mempertemukan Methosa dengan tokoh-tokoh kreatif seperti Totenk MT Rusmawan, Indra Suar Marabahaya, Heru Herosay, Ndimas Bupala, XGO REVOLT, serta perwakilan dari LBH Surabaya, KLBH UMSIDA Sidoarjo, mahasiswa, dan budayawan Cak Suk.
Diskusi dimoderatori oleh Cak Anam, Kepala Biro Media Perdjoeangan Jawa Timur, yang kemudian dilanjutkan Mansen Munthe mengenalkan Methosa dan gagasan awal dari agenda “Wisata Orang Waras”. Agenda ini dirancang sebagai ruang kolaboratif antara seni dan gerakan sosial, dengan semangat merawat kewarasan publik di tengah situasi sosial-politik yang kerap membuat masyarakat frustrasi.
Para seniman yang hadir secara aktif menyampaikan pandangan dan masukan. Mereka memetakan situasi kondisi panggung seni di Surabaya, potensi komunitas, serta menawarkan berbagai pendekatan artistik dan kultural untuk memperkuat gagasan acara tersebut. Isu siapa yang akan diajak “berwisata” dan ke mana tujuan wisata tersebut — menjadi salah satu topik hangat yang didiskusikan, menyentuh aspek inklusivitas, edukasi, dan relevansi sosial.
Mansen Munthe menyampaikan bahwa diskusi ini menjadi langkah penting bagi Methosa. “Tiga perempat blueprint Wisata Orang Waras sudah kami dapatkan hari ini. Sisanya akan kami lanjutkan dalam diskusi lanjutan,” ujarnya dengan semangat.
Pertemuan ini bukan hanya pertemuan antara band dan seniman, tetapi menjadi titik temu antar gagasan, keresahan, dan harapan. Methosa dan para seniman Surabaya sepakat bahwa “Wisata Orang Waras” harus menjadi ruang bagi spirit perlawanan agar terus menyala, menguatkan keberanian, menghilangkan kepengecutan, bisa menjadi agenda besar berkelanjutan dan menarik bagi generasi muda. (Penulis dan foto oleh Bobby)