Purwakarta, KPonline – Menjaga hidup sehat bagi buruh bukan sekadar gaya hidup, akan tetapi itu merupakan kebutuhan mendesak. Sebab, beban kerja yang tinggi, waktu istirahat yang terbatas, serta tekanan psikis dari target produksi, dapat menggerus daya tahan tubuh dan mental jika tidak diimbangi dengan pola hidup yang benar.
Berikut beberapa langkah yang mulai dilakukan oleh banyak buruh untuk menjaga hidup tetap sehat dan produktif:
1. Sarapan adalah Koalisi Anti Pingsan
Banyak buruh yang berangkat kerja dalam keadaan perut kosong, hanya menenggak kopi atau teh manis sebagai “pengganjal”. Padahal, tubuh yang akan bekerja berat butuh asupan nutrisi yang cukup.
Sarapan sederhana seperti nasi uduk dengan telur, bubur kacang hijau, atau roti gandum dengan telur rebus sudah sangat membantu menjaga gula darah tetap stabil.
2. Bekal Sehat dari Rumah, Bukan Mie Instan Kantin
Tak semua kantin pabrik menyediakan makanan sehat. Banyak menu yang tinggi minyak, rendah serat, dan mengandung MSG berlebihan. Tak heran bila keluhan maag, asam lambung, atau kolesterol tinggi sering muncul di usia muda.
Solusinya? Membawa bekal dari rumah. Sayur bening, tempe goreng, sambal, dan buah potong bisa jadi pilihan. Selain hemat, kita juga tahu pasti apa yang masuk ke tubuh.
3. Olahraga Tak Harus Mahal, Cukup Konsisten
Buruh seringkali mengira olahraga itu hanya untuk orang kantoran. Padahal, tubuh yang aktif bekerja tetap butuh latihan otot, pernapasan, dan kelenturan.
Jalan kaki 30 menit sepulang kerja, stretching sebelum mulai shift, atau ikut senam bersama di akhir pekan adalah pilihan murah dan realistis. Beberapa serikat buruh juga mulai rutin menggelar fun bike, aerobik massal, atau jalan sehat keluarga buruh sebagai kampanye hidup sehat.
4. Tidur Cukup Itu Revolusi
Begadang demi lembur, main gawai hingga dini hari, atau shift malam yang merusak ritme tidur adalah musuh besar bagi sistem kekebalan tubuh. Padahal tidur adalah pemulihan alami tubuh.
Riset membuktikan bahwa kurang tidur menyebabkan stres meningkat, produktivitas menurun, dan risiko kecelakaan kerja lebih tinggi. Banyak buruh mulai menyadari pentingnya tidur berkualitas, bahkan rela mengurangi nongkrong malam demi 6-8 jam istirahat yang layak.
5. Jaga Kesehatan Mental, Jangan Diam Bila Tertekan
Kesehatan tidak hanya soal fisik, tapi juga mental. Tekanan dari atasan, lingkungan kerja yang toksik, kekhawatiran soal PHK, hingga upah yang tak sebanding dengan kebutuhan sering membuat buruh merasa frustrasi.
Namun kini, solidaritas buruh tidak hanya berbentuk demonstrasi. Banyak serikat pekerja membuka ruang curhat, konseling, atau sekadar ngobrol sehat antar anggota. Kegiatan seperti healing bareng ke alam terbuka atau pelatihan stress management mulai populer. Karena bahagia adalah bagian dari sehat.
6. Berorganisasi Itu Juga Cara Menjaga Sehat
Menjadi anggota serikat pekerja tak hanya memperkuat posisi tawar di hadapan perusahaan, tetapi juga mempererat hubungan sosial yang terbukti menjaga imunitas sosial dan emosional.
Ditengah dunia kerja yang keras, memiliki teman seperjuangan yang saling mengingatkan pentingnya istirahat, mendorong check-up rutin, atau sekadar berbagi makanan sehat bisa menjadi penyelamat hidup.
7. Periksa Kesehatan Rutin dan BPJS yang Dioptimalkan
Tak sedikit buruh yang masih menghindari berobat karena takut potong gaji, enggan antre, atau khawatir dicap lemah. Padahal, memanfaatkan BPJS Kesehatan secara bijak bisa mendeteksi penyakit sejak dini.
Kampanye “Cek Kesehatan Sebelum Sakit” yang digerakkan oleh Dinas Kesehatan dan LSM buruh perlahan mengubah budaya ini. Pemeriksaan tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol kini mulai rutin digelar di area pabrik. Bahkan beberapa PUK sudah menyusun agenda pemeriksaan gratis minimal dua kali setahun.
8. Keluarga Sebagai Sumber Semangat
Menjaga sehat bagi buruh tak selalu harus rumit. Kadang, motivasi terbaik datang dari keluarga. Foto anak di dompet, pesan dari istri yang minta hati-hati di jalan, atau pelukan ibu saat pulang kampung, seringkali menjadi alasan kuat untuk menjaga tubuh tetap fit.
Karena bagi buruh, sehat bukan hanya untuk diri sendiri. Tapi juga demi orang-orang yang menanti di rumah.
Menjadi buruh bukan berarti harus mengorbankan kesehatan. Justru di tengah kerasnya dunia kerja, hidup sehat menjadi bentuk perlawanan dan perlindungan diri.
Menjaga tubuh dan jiwa tetap seimbang bukan perkara sepele. Itu adalah bentuk perlawanan paling tenang, namun paling radikal adalah melawan sistem yang kadang lupa bahwa kita ini manusia.
“Lebih baik mencegah sakit dengan gaya hidup sehat, daripada mengobati penyakit dengan uang dan penyesalan”