Bekasi, KPonline – Dunia relawan dan pergerakan buruh di Bekasi berduka. Salah satu tokoh masyarakat dan relawan buruh yang konsisten, Supriyatna (55) yang akrab disapa Mang Iyat, telah berpulang.
Mang Iyat adalah sosok yang tak terpisahkan dari dinamika perjuangan buruh di Kecamatan Cikarang Timur, khususnya Desa Jatireja.
Dalam kesehariannya, Mang Iyat dikenal sebagai petani sekaligus pedagang beras keliling di sekitar Perumahan Villa Mutiara Cifes, Cikarang Selatan. Namun, di balik kesederhanaan itu, tersimpan semangat juang yang membara untuk pergerakan politik kaum buruh.
Awal keterlibatannya dimulai pada tahun 2014, saat gelombang “Buruh Go Politik” sedang menguat. Saat para relawan berkeliling dari rumah ke rumah mengumpulkan dukungan fotokopi KTP untuk mendorong calon independen Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono di Pilkada Bekasi, mereka bertemu dengan Mang Iyat.
“Kami ajak ngobrol terkait visi misi. Singkat cerita, beliau tergugah hatinya,” kenang salah seorang rekan relawan.
Mang Iyat kagum dengan kekompakan buruh Bekasi saat itu. Dengan tegas ia menyatakan dukungannya. “Oke kalau begitu saya siap membantu dan mendukung pergerakan Relawan Buruh,” ujarnya saat itu.
Sejak saat itu, komitmennya tak pernah surut. Ia menjadi peserta setia dalam setiap gelombang perjuangan. Pilkada Bekasi 2017 (Obon-Bambang), Pilgub Jabar 2018 (Sudrajat-Syaikhu), Pilpres 2019 (Prabowo-Hatta), hingga perjuangan Obon Tabroni ke DPR RI pada tahun yang sama. Mang Iyat turut menyaksikan dan mendukung ketika buruh akhirnya memiliki partai politik sendiri.
“Beliau tidak pernah terpisah dengan kami. Bahkan tak sedikit materi yang ia keluarkan demi membantu perjuangan kami. Giroh dan dukungannya selalu menggebu-gebu bila ada instruksi dari organisasi,” ungkap rekan-rekannya.
Mang Iyat dikenal sebagai sosok yang asyik diajak berdiskusi politik, dengan prinsip yang jelas. “Siapa pun kadernya, kalau untuk buruh, saya siap dukung dan berjuang.”
Kini, kepergian Mang Iyat meninggalkan duka dan kenangan indah yang mendalam bagi keluarga, khususnya para relawan buruh Jatireja. “Beristirahatlah dalam damai, Mang. Semoga Allah menerima semua amal ibadahmu dan merahmatimu. Aamiin,” pungkas para relawan dalam rasa haru.
Kontribusi tulus Mang Iyat mengingatkan bahwa perjuangan sering kali digerakkan oleh sosok-sosok sederhana di akar rumput, yang dengan ketulusan hati dan pengorbanan nyata, menjaga api semangat perubahan tetap menyala.