Purwakarta, KPonline – Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT Mitsuba Automotive Parts Indonesia (MAPI) rayakan anniversary ke-17 di Kantor Konsulat Cabang FSPMI Purwakarta. Minggu, (12/10/2025). Bila dicermati, agenda ini dilakukan tidak hanya menjadi momentum perayaan usia organisasi, tetapi juga wadah refleksi atas perjalanan panjang perjuangan dan arah masa depan serikat pekerja.
Dalam sambutannya, Ketua Konsulat Cabang (KC) FSPMI Purwakarta, Fuad BM, menyampaikan pesan tentang pentingnya menata masa depan, dan itu tidak hanya bagi organisasi, tetapi juga bagi individu pekerja dan generasi penerusnya.
“Alhamdulillah, hari ini kita masih bertahan bersama FSPMI selama 17 tahun. Masa yang tidak singkat, penuh perjuangan, dan penuh makna,” ujar Fuad membuka sambutannya.
Ia menekankan, berdirinya PUK SPAMK FSPMI MAPI bukanlah proses yang terjadi begitu saja. Ada perjuangan kolektif yang lahir dari semangat kebersamaan para pendiri, termasuk dukungan dari rekan-rekan sesama pejuang di FSPMI Purwakarta.
“PUK ini berdiri berkat perjuangan dan kebersamaan teman-teman FSPMI Purwakarta. Kita dulu berjuang bersama-sama, membangun dari nol, hingga bisa bertahan sampai hari ini,” tutur Fuad.
Fuad juga mengingatkan seluruh anggota tentang pentingnya kesadaran menata masa depan sejak dini, terutama bagi mereka yang kini berada di usia produktif.
“Kawan-kawan yang sekarang berumur di bawah 40 tahun, ini masa penting. Kalau di masa ini kita tidak mulai menata diri. Baik secara karakter, mental, maupun keuangan. Maka masa pensiun akan menjadi masa yang sulit,” tegasnya.
Fuad menyoroti bahwa banyak pekerja di usia paruh baya mulai menghadapi realitas berat, terutama ketika perusahaan mulai menyiapkan regenerasi tenaga kerja.
“Perusahaan pasti akan mempersiapkan karyawan baru di saat kita mulai mendekati pensiun. Maka pertanyaannya, apa yang kita persiapkan sebagai serikat pekerja? Apakah ketika anggota sudah keluar, kita diam saja?” ucapnya.
Lebih jauh, Fuad mengingatkan bahwa serikat pekerja tidak boleh berhenti pada fungsi advokasi dan perjuangan normatif semata. Serikat, katanya, juga harus menjadi wadah edukasi, pembentukan karakter, dan regenerasi kader yang siap melanjutkan perjuangan.
“Tempat ini (serikat) adalah tempat kita belajar, menguatkan diri, dan menyiapkan generasi berikutnya setelah kita. Anak-anak kita mau jadi apa? Itu tanggung jawab kita juga,” ungkapnya.
Kemudian ia mengungkapkan bagi yang ingin belajar tentang pertanian atau perkebunan dan bahasa disini (KC) sudah menyiapkan. “Dibawah sana, ada pohon anggur. Bagi yang mau belajar tentang itu, kita siap membantu,” pungkas nya.
Tak hanya itu, menurutnya bagi yang ingin belajar bahasa pun di KC ini juga ada. “Ada bahasa Jepang bahasa Inggris. Bagi yang mau mengikuti silahkan,” singkatnya.
Kemudian, Ia menyoroti kondisi bangsa saat ini yang diwarnai berbagai persoalan hidup. Mulai dari korupsi, sempitnya lapangan kerja, hingga tingginya biaya hidup sebagai tantangan yang akan dihadapi generasi muda, termasuk anak-anak para buruh.
“Kalau anak-anak kita tidak dipersiapkan menjadi pribadi yang tangguh, kuat mental, beretika baik, dan punya kemampuan komunikasi yang baik, maka saya yakin mereka akan menjadi pengangguran berselubung,” ujarnya.
Fuad juga menyinggung tentang pentingnya kemandirian ekonomi di tengah kondisi sosial yang semakin tidak menentu. Ia mencontohkan, ketika harga kebutuhan pokok naik. Mulai dari beras, gas, hingga BBM, dimana masyarakat kelas pekerja selalu menjadi kelompok yang paling terdampak.
Namun menurutnya, bukan berarti pekerja harus menyerah pada keadaan. Sebaliknya, pekerja harus mulai membangun ketangguhan sosial dan ekonomi dari sekarang, baik melalui edukasi keuangan, solidaritas organisasi, maupun perencanaan hidup yang matang.
“Kalau harga beras naik, semua menjerit. Tapi kalau kita sudah punya persiapan, punya pola hidup yang terencana, kita tidak akan terlalu terguncang,” kata Fuad.
Peringatan HUT ke-17 PUK SPAMK FSPMI MAPI tidak hanya menjadi simbol ketahanan sebuah organisasi, tetapi juga ajakan untuk menatap masa depan dengan visi yang lebih luas.
Bagi Fuad, angka 17 bukan sekadar hitungan tahun, tetapi cermin kematangan. Dalam usia tersebut, sebuah organisasi seharusnya mulai meneguhkan arah perjuangan, membangun kemandirian, dan mencetak kader yang siap melanjutkan estafet perjuangan serikat pekerja.
“Kita bukan hanya berjuang untuk hari ini, tapi juga untuk masa depan. Untuk anak-anak kita, agar mereka tidak mengalami nasib yang sama atau lebih berat dari kita,” ucapnya.
Perayaan ulang tahun ke-17 ini dihadiri oleh berbagai pengurus organisasi, mulai dari pengurus Konsulat Cabang, Pimpinan Cabang FSPMI, hingga Panglima Koordinator Nasional Garda Metal dan tim Media Perdjoeangan Purwakarta.
Di usia yang ke-17, PUK SPAMK FSPMI MAPI meneguhkan diri untuk terus berjuang dan menyiapkan masa depan yang lebih baik bagi keluarga besar FSPMI dan generasi berikutnya.