Luka dan Perlawanan: Lembar Hitam dan Kebangkitan Gerakan Buruh

Luka dan Perlawanan: Lembar Hitam dan Kebangkitan Gerakan Buruh

Tuban, KPonline – Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT IKSG telah memberikan contoh nyata bahwa perjuangan tidak akan pernah menghianati hasil. Selama 42 hari mereka bertahan di tenda perjuangan, melawan ketidakadilan, bertahan dalam tekanan, dan tidak mundur sejengkalpun pun. Dan hari ini, mereka menikmati buah dari keberanian itu. Kisah mereka adalah tamparan sekaligus pengingat bagi kita semua, hak tidak akan datang jika tidak diperjuangkan.

Di Kabupaten Tuban, masih banyak buruh yang belum mendapatkan upah sesuai UMK. Ini bukan sekadar masalah angka, tetapi persoalan martabat. Karena itu, ini adalah tugas kita bersama, tugas FSPMI untuk terus berdiri di garis depan. Jalan kita mungkin tidak mudah, kita bukan pejabat, kita tidak punya kekuasaan, dan tidak punya wewenang besar. Tetapi ada satu hal yang kita miliki dan tidak dimiliki oleh kaum pemodal yaitu “SOLIDARITAS”. Karena kesejahteraan lahir dari solidaritas.

Melalui media sosial ini, mari kita bangun kesadaran buruh Tuban agar lebih kritis, tidak mudah disesatkan, dan berani bersuara. Kita butuh buruh yang melek politik, buruh yang sadar bahwa masa depan kesejahteraan ditentukan oleh pilihan politik yang tepat.

Pemilu mendatang bukan sekadar pesta demokrasi, ini adalah medan menentukan arah perjuangan. Pilihlah pemimpin yang benar-benar berpihak pada buruh, yang memahami bahwa buruh adalah pekerja yang menerima upah, baik itu karyawan pabrik, pegawai kantor, operator lapangan, atau pekerja bangunan. Semua adalah buruh. Semua berhak hidup layak.

Konsep, lobi, dan aksi bukan lagi teori bagi kita. Itu sudah mengalir dalam darah gerakan. Dan di ranah politik, Partai Buruh hadir sebagai rumah perjuangan, lahir dari rahim gerakan serikat buruh sendiri. Karena itu, tidak ada alasan untuk ragu. Tidak ada alasan untuk takut.

Jaga, dukung, dan besarkan Partai Buruh. Jadikan ia alat kontrol kekuasaan, pembela rakyat kecil, dan tameng bagi yang membutuhkan advokasi.

Perjuangan ini bukan milik segelintir orang. Ini milik kita.
Dan kita tidak akan mundur.

(Kontributor Tuban)