Karawang, KPonline – Di tengah meningkatnya ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), sistem kerja tidak pasti, serta kebijakan ketenagakerjaan yang semakin menjauh dari prinsip keadilan sosial, Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Elektronik Elektrik (PUK SPEE) FSPMI PT Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA) menggelar Jambore Pekerja Muda II sebagai langkah konsolidasi dan penguatan ideologi perjuangan buruh.
Mengusung tema “Pekerja Muda Pilar Masa Depan dan Agen Perubahan”, kegiatan ini menegaskan bahwa pekerja muda tidak boleh dijadikan sekadar tenaga murah, mudah diganti, dan dibungkam hak berserikatnya. Sebaliknya, pekerja muda harus dipersiapkan sebagai subjek perjuangan yang sadar hak, berani melawan ketidakadilan, dan mampu mengorganisir perlawanan kolektif.
Dalam pemaparannya, pengurus PC SPEE FSPMI Bekasi M. Soleh menyoroti realitas dunia kerja hari ini yang diwarnai fleksibilisasi tenaga kerja, kontrak berkepanjangan, outsourcing, hingga praktik union busting yang menyasar buruh muda.
“Pekerja muda adalah kelompok yang paling rentan dieksploitasi. Karena itu, buruh muda harus bersatu, terdidik, dan terorganisir. Tanpa kesadaran kelas, buruh akan terus dilemahkan,” tegas M. Soleh selaku pengurus Bidang Pendidikan PC SPEE FSPMI Bekasi dalam forum tersebut di Karawang, Sabtu (13/12/2025).
Jambore ini menjadi ruang pendidikan politik buruh, di mana peserta diajak memahami bahwa perjuangan serikat pekerja bukan sekadar soal upah, tetapi juga soal martabat, kepastian kerja, dan masa depan kelas pekerja.
Diskusi berjalan kritis, membongkar akar persoalan ketenagakerjaan dan pentingnya solidaritas lintas generasi dalam tubuh serikat.
PUK SPEE FSPMI PT YMMA menegaskan komitmennya untuk menjadikan pekerja muda sebagai garda terdepan perlawanan buruh, bukan hanya pelengkap organisasi.
Serikat Pekerja akan terus memperkuat kaderisasi agar buruh muda siap menghadapi tekanan perusahaan dan kebijakan negara yang tidak berpihak pada kaum pekerja.
Pekerja muda bersatulah, berserikatlah , bergeraklah menjadi yel yel penyemangat sebagai kunci menjaga api perjuangan tetap menyala. (Eva)