Jakarta, KPonline – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama federasi-federasi afiliasinya menggelar kegiatan bertajuk “Pertemuan Eksplorasi/Jejaring dengan Lembaga Nasional yang Menangani Perubahan Iklim, Pekerjaan Hijau, dan Transisi yang Adil” seri kedua, pada Jumat (24/10) di The Habibie Center, Jakarta Selatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis KSPI dalam memperkuat jejaring nasional dan memperdalam pemahaman serikat pekerja terhadap isu perubahan iklim, pekerjaan hijau (green jobs), serta transisi yang adil (just transition). Melalui forum ini, KSPI menegaskan komitmennya untuk memastikan suara pekerja menjadi bagian penting dalam setiap kebijakan dan strategi nasional yang menyangkut krisis iklim dan transformasi ekonomi berkelanjutan.
Pertemuan dihadiri oleh perwakilan berbagai federasi afiliasi KSPI yang aktif dalam isu lingkungan dan ketenagakerjaan berkelanjutan, antara lain:
FSPMI (Yudi Winarno)
FSP KEP (Rastingkem)
SPN (Asep Saifulloh)
FSP ISSI (Agus Sarjanto)
SP FARKES R (Rita S.)
FSP FARKES R KSPI (Dimas P. Wardhana)
SBPI (Marvan Surya Tua)
ASPEK Indonesia (M. Ilyas)
Media KSPI (Tendi) serta tim koordinator DTDA KSPI, Arie dan Kahar S. Cahyono.
Wakil Presiden KSPI, Kahar S. Cahyono, menegaskan bahwa isu perubahan iklim tidak dapat dipisahkan dari kepentingan kelas pekerja. Menurutnya, transisi menuju ekonomi hijau harus dilakukan secara adil dan inklusif agar tidak menimbulkan ketimpangan baru di dunia kerja.
“Pekerja harus menjadi bagian dari solusi, bukan korban dari transisi energi dan perubahan iklim. KSPI mendorong agar setiap kebijakan transisi berkeadilan benar-benar melibatkan serikat pekerja, menjamin perlindungan sosial, serta memastikan keberlanjutan pekerjaan yang layak bagi seluruh pekerja,” tegas Kahar.
Dalam kesempatan yang sama, Irvan Tengku Harja, Peneliti The Habibie Center, menyampaikan apresiasi terhadap langkah progresif KSPI yang mengarusutamakan isu perubahan iklim dan pekerjaan hijau di kalangan serikat pekerja.
“Inisiatif KSPI ini patut diapresiasi karena menunjukkan bahwa gerakan buruh Indonesia tidak hanya fokus pada isu upah dan kesejahteraan, tetapi juga mengambil peran strategis dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim. Kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk memastikan transisi energi yang berkeadilan,” ujar Irvan.
Diskusi berlangsung dinamis dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dan sektor dalam mewujudkan transisi berkeadilan yang tetap melindungi hak-hak pekerja. KSPI dan federasi afiliasinya juga menyoroti perlunya kebijakan yang tidak hanya berorientasi pada efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menjamin keberlanjutan pekerjaan dan penghidupan layak bagi seluruh pekerja Indonesia.
Melalui pertemuan ini, KSPI berharap semakin banyak elemen gerakan buruh yang terlibat aktif dalam advokasi kebijakan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, keadilan sosial dan keadilan iklim dapat berjalan beriringan dalam menghadapi era transisi energi di Indonesia.



