Batam, KPonline – Dalam konsolidasi ideologi yang digelar Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) Kepulauan Riau, Ketua Majelis Nasional FSPMI, Said Iqbal, menegaskan pentingnya persatuan buruh menjelang Kongres FSPMI.
Ia mengingatkan bahwa Batam memiliki sejarah panjang dalam perjalanan lahir dan berdirinya FSPMI, sekaligus menjadi salah satu pusat perjuangan buruh di Indonesia.
“Batam adalah bagian penting dari sejarah berdirinya FSPMI. Dari sini kita belajar bagaimana buruh bersatu, berjuang, dan membangun kekuatan kolektif,” ujar Said Iqbal dalam sambutannya.
Menjelang Kongres, ia berharap para buruh tidak terpecah, melainkan tetap menjaga soliditas dan persaudaraan demi memperkuat perjuangan ke depan.
“Momentum Kongres ini harus kita jadikan sebagai ajang memperkuat persatuan. Jangan sampai buruh tercerai-berai. Justru di sinilah kita buktikan bahwa FSPMI adalah rumah bersama yang kokoh,” tegasnya.
Said Iqbal juga menekankan bahwa perjuangan buruh ke depan akan semakin sulit di tengah tekanan globalisasi, politik, dan ekonomi. Sebagai contoh, ia menyinggung bagaimana Partai Buruh di Brasil mampu lahir dari rahim gerakan serikat pekerja, bersatu, dan akhirnya berkuasa sehingga bisa membawa perubahan bagi kaum pekerja di negara tersebut.
“Kalau di Brasil, buruh bisa melahirkan partai dan memimpin negara. Itu bukti bahwa persatuan adalah kunci. Kita pun bisa, asalkan bersatu dan tidak terpecah,” ujarnya penuh semangat.
Adapun Kongres FSPMI berikutnya akan digelar di Ancol, Hotel Mercure, pada 8–10 Februari 2026. Agenda ini disebut sebagai momentum penting untuk meneguhkan arah perjuangan buruh Indonesia ke depan.



