Kilas Balik Hari Buruh dan Strategi Aksi Besar FSPMI Riau, Saatnya Buruh Bicara Lantang

Kilas Balik Hari Buruh dan Strategi Aksi Besar FSPMI Riau, Saatnya Buruh Bicara Lantang

Pelalawan, KP0nline – Tanggal 1 Mei bukan sekadar hari libur nasional—ia adalah simbol perlawanan, simbol keberanian, dan simbol harapan dari jutaan buruh di seluruh dunia. Hari Buruh Internasional lahir dari sejarah panjang perjuangan kelas pekerja di Chicago, Amerika Serikat, tahun 1886. Ketika ribuan buruh menuntut jam kerja yang manusiawi, mereka dihadapkan dengan peluru dan represi. Namun dari tragedi itulah, semangat perjuangan abadi kaum buruh menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Lebih dari satu abad berlalu, dan dunia telah banyak berubah. Namun di balik kemajuan zaman, nasib buruh masih dihantui oleh ketimpangan. Di Indonesia, peringatan Hari Buruh seringkali menjadi seremonial tahunan tanpa makna konkret bagi para pekerja. Padahal, realitas di lapangan masih menunjukkan fakta-fakta menyedihkan: upah murah, status kerja tidak jelas, pelanggaran hak normatif, serta lemahnya perlindungan hukum terhadap buruh.

Menyikapi kondisi tersebut, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Riau menyatakan sikap tegas. Di bawah komando Ketua FSPMI Riau, Satria Putra, organisasi ini akan menggelar aksi besar-besaran pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2025 mendatang. Aksi ini bukan sekadar bentuk peringatan, melainkan pernyataan sikap kolektif bahwa cukup sudah buruh menjadi korban ketidakadilan sistem.

“Aksi ini adalah seruan moral dan politik. Kami menolak diam saat hak-hak buruh diinjak. Kami menolak tunduk pada kebijakan yang tidak berpihak kepada pekerja. Ini adalah saatnya buruh bersuara lantang—agar mereka yang duduk di kursi kekuasaan sadar, bahwa ada nyawa dan keluarga yang bergantung pada keadilan,” tegas Satria Putra dalam keterangan resminya.

Tak hanya di tingkat provinsi, semangat perjuangan juga menggelora di kabupaten/kota. Ketua FSPMI Kabupaten Pelalawan, Yudi Efrizon, menyampaikan bahwa kondisi buruh di wilayahnya masih jauh dari kata layak. “Banyak perusahaan mengabaikan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Buruh bekerja tanpa kepastian, tanpa perlindungan, dan dalam ketakutan. Kami tak akan diam. Kami akan bergerak,” ujarnya dengan penuh tekad.

Aksi yang dirancang oleh FSPMI Riau bukan hanya sekadar unjuk rasa, melainkan gerakan masif yang melibatkan ribuan buruh dari berbagai sektor. Isu-isu strategis yang akan diangkat antara lain: penolakan terhadap sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, penolakan upah murah, serta desakan atas implementasi penuh jaminan sosial ketenagakerjaan. Ini adalah bentuk nyata dari perlawanan buruh terhadap sistem yang tak adil.

FSPMI Riau menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat sipil, organisasi mahasiswa, akademisi, dan media untuk mendukung perjuangan ini. Karena kesejahteraan buruh bukan hanya kepentingan satu kelompok, tetapi kepentingan nasional. Ketika buruh sejahtera, ekonomi rakyat akan bangkit, dan bangsa ini akan berdiri lebih kuat.

 

Penulis :  Heri
Photo : Bain News Service,  Library of Congress.