Ketika Konsistensi dan Persatuan Menjadi Nyala Abadi di Tubuh Serikat Pekerja Sumi Indo Wiring Systems

Ketika Konsistensi dan Persatuan Menjadi Nyala Abadi di Tubuh Serikat Pekerja Sumi Indo Wiring Systems

Purwakarta, KPonline – Disebuah ruang megah di Hotel Harper, pada hari Sabtu (2/8/2025) yang dibalut semangat perjuangan, suara-suara yang tak pernah letih memperjuangkan hak buruh kembali bergema. Kali ini, Musyawarah Unit Kerja ke-6 Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK) FSPMI PT. Sumi Indo Wiring Systems menjadi panggung perenungan, perhitungan, dan penegasan jalan panjang bernama perjuangan.

Matahari masih malu-malu ketika deretan tamu undangan mulai berdatangan. Namun semangat yang terpancar dari tiap jabat tangan, dari tiap tatapan, dari tiap sapa hangat para pengurus, adalah cahaya yang sesungguhnya mengisi ruangan itu. Bertajuk “Konsisten Berjuang dan Bersatu Menghadapi Setiap Tantangan”, Musnik VI ini bukan sekadar seremonial tiga tahunan. Ia adalah catatan kaki sejarah, yang diukir dari peluh, keringat, dan keyakinan bahwa serikat bukan sekadar organisasi. Melainkan, rumah bagi harapan kolektif.

Dalam sambutannya, Ade Supyani, nahkoda yang telah mengemudikan PUK SPAMK FSPMI PT. Sumi Indo Wiring Systems selama periode 2021-2024 dan perpanjangan satu tahun di 2025 menyampaikan syukur dan rasa hormatnya. Bukan hanya kepada tamu-tamu kehormatan seperti Wakil Presiden Direktur PT. Sumi Indo Wiring Systems Haruki Nisikawa, Bupati Purwakarta Saeful Bahri Binzein,Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purwakarta dari Komisi IV Didin Hendrawan, Ketua Konsulat Cabang FSPMI Purwakarta Fuad BM, hingga Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz, tetapi juga kepada rekan seperjuangan yang dalam diam dan terang terus menjaga bara perjuangan.

“Ini bukan perjalanan yang mudah,” ucap Ade. “Tahun 2021, kita dihadapkan dengan PP 36, lalu disusul PP 51. Di tahun 2022, tak ada kenaikan upah bagi buruh Purwakarta. Namun kita tak memilih diam. Kita bangun dialog, kita jaga relasi, kita rajut pengertian. Hasilnya? Kita tetap berdiri hari ini”.

Bagi sebagian orang, perjuangan mungkin hanya terlihat dari demonstrasi di jalanan. Tapi bagi mereka yang hadir di ruangan itu, perjuangan berarti duduk semeja dengan manajemen, mengetuk pintu-pintu kebijakan, dan mengubah angka-angka dalam tabel menjadi penghidupan yang lebih layak.

Ade melanjutkan bahwa meski UMK (Upah Minimum Kabupaten) mengalami kenaikan sebesar 6,5%, namun UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota) justru mengalami penurunan dari 5,2% ke 4,8% dalam SK terakhir.

“Ini bukan sekadar angka,” katanya. “Ini adalah napas bagi ribuan keluarga. Ketika UMSK Purwakarta kini berada di bawah UMK Karawang, padahal dulu kita di atas, maka ini bukan hanya tentang gaji. Ini tentang arah yang harus kita benahi bersama”.

Ia menuturkan bahwa hal ini sudah dibicarakan langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. “Kami berharap ini jadi perhatian. Karena diam berarti membiarkan ketimpangan menjadi kebiasaan”

Namun Musnik ini tidak hanya tentang keluhan dan tuntutan. Ia juga menjadi panggung penghormatan bagi para pengurus yang selama lima tahun terakhir menjadi tulang punggung organisasi. Tidak selalu terlihat, tapi selalu bekerja. Tidak selalu disorot, tapi selalu hadir di balik kebijakan.

“Saya ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya atas kinerja seluruh pengurus PUK,” ujar Ade. “Hubungan industrial yang baik bukan jatuh dari langit. Ia hadir dari proses saling memahami dan saling menguatkan. Dan kalian adalah alas dari proses itu”.

Di ruangan yang terhormat itu, ucapan syukur dan pujian bukan basa-basi. Ia lahir dari kerja kolektif yang penuh tantangan, terutama dalam masa transisi pasca pandemi, perubahan kebijakan nasional yang tak selalu berpihak, dan dinamika industri otomotif yang semakin kompleks.

Serikat pekerja di pabrik kabel memang seperti kabel itu sendiri. Saling terhubung, saling menguatkan, dan hanya berfungsi jika tidak ada satu pun yang terputus. Disinilah letak filosofi pergerakan itu, tak ada perjuangan yang utuh tanpa konsistensi. Tak ada kemenangan yang bertahan tanpa persatuan.

Musnik VI ini bukan akhir dari satu babak, melainkan awal dari lembar baru. Disinilah disusun struktur kepengurusan untuk periode selanjutnya. Siapa pun yang nanti terpilih, mereka akan melanjutkan obor yang telah dinyalakan sebelumnya: obor konsistensi, obor persatuan, obor perlawanan yang berakar pada akal sehat dan nilai kemanusiaan.

Kala senja mulai merayap masuk ke sela-sela jendela Hotel Harper, satu per satu peserta Musnik pamit pulang. Tapi apa yang mereka bawa bukan hanya kenangan pertemuan atau notulen hasil diskusi. Mereka membawa semangat baru, tekad yang lebih kuat, dan kepercayaan bahwa serikat adalah jantung yang terus berdetak bagi tubuh besar dunia kerja.

Dan dibalik tiap kabel yang tersusun rapi di pabrik PT. Sumi Indo Wiring Systems, ada satu pesan yang kini terpatri, yaitu Selama kita konsisten berjuang dan bersatu menghadapi setiap tantangan, maka tak ada sistem yang mampu mematikan harapan.