Purwakarta, KPonline-Kabar mengenai rencana pemerintah menetapkan kenaikan Upah Minimum 2026 yang disebut-sebut tak sampai Rp100 ribu per bulan, memicu gelombang kemarahan di kalangan buruh. Menurut informasi yang beredar, Menteri Ketenagakerjaan akan mengumumkan angka resmi UMP pada 21 November 2025, menggunakan indeks kenaikan yang digodok dalam rentang 0,2 hingga 0,7. Angka yang dianggap terlalu rendah dan jauh dari rasa keadilan ekonomi.
Bagi buruh, skema ini bukan sekadar hitungan teknis. Ini adalah simbol dari bagaimana negara memandang martabat kelas pekerja. Kenaikan kurang dari seratus ribu rupiah?
“Itu bukan upah, itu penghinaan”. Dan keputusan ini adalah tamparan keras dimana negara menetapkan formula pengupahan yang tidak berpihak.
“Kenaikan upah di bawah seratus ribu itu bukan kebijakan. Itu candaan. Dan candaan itu menyakitkan,” ujar Fauzan, seorang pengurus PUK FSPMI PT. Adient, Purwakarta.
Ia menilai pemerintah hanya memihak pengusaha dengan berlindung pada formula. Padahal di lapangan, buruh lah yang merasakan langsung betapa rumah tangga mereka bertahan dari hari ke hari dengan pengeluaran yang kian mencekik.
“Indeks penyesuaian yang ditetapkan berada di kisaran 0,2 hingga 0,7. Secara teknis, mungkin terlihat ilmiah dan terukur. Tapi bagi buruh, angka itu adalah produk birokrasi dingin tanpa empati,” tegasnya.
Jika skema ini dipaksakan, buruh menilai pemerintah sedang menyetujui pemiskinan struktural, menjadikan kelas pekerja sebagai korban sistematis dari kebijakan ekonomi yang tidak memihak.
21 November 2025 kini menjadi titik krusial. Banyak serikat buruh sudah bersiap. Rapat konsolidasi digelar, selebaran diedarkan, dan jaringan antar wilayah diaktifkan.
Dan dengan kondisi ekonomi yang terus berubah serta kebutuhan hidup yang terus melambung, kenaikan upah di bawah seratus ribu rupiah adalah pengingkaran terhadap logika, nurani, dan keadilan sosial.
Singkatnya, menjelang pengumuman resmi, tensi pun semakin memanas dan satu hal yang pasti bahwa jika negara memilih angka kecil, buruh akan menjawab dengan suara besar.