Karawang Poek Membara: Ribuan Buruh dan Mahasiswa Padati Jalan Surotokunto, Suara Perlawanan Menggema Hingga Pemda Karawang

Karawang Poek Membara: Ribuan Buruh dan Mahasiswa Padati Jalan Surotokunto, Suara Perlawanan Menggema Hingga Pemda Karawang

Karawang, KPonline – Rabu (12/11/2025), langit Karawang tampak mendung namun semangat perlawanan justru membara. Sejak pukul 10.00 WIB, ribuan buruh, petani, dan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Buruh Pangkal Perjuangan Plus (KBPP Plus) mulai memadati jalanan menuju pusat pemerintahan Kabupaten Karawang.

Deru motor dan mobil komando menggema di sepanjang Jalan Surotokunto Km. 6, Lampu Merah Jalan Baru, depan Kantor Disnakertrans Karawang, Warungbambu, Kecamatan Karawang Timur. Bendera-bendera merah dan biru berkibar tinggi di bawah terik matahari, menandai dimulainya aksi besar bertajuk “Karawang Poek” simbol perlawanan rakyat Karawang terhadap ketimpangan dan kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada kaum pekerja.

Bacaan Lainnya

Ribuan massa dari berbagai elemen bergerak serempak. Dari kawasan barat, timur, dan zona industri, arus manusia terus berdatangan. Barisan panjang kendaraan roda dua memenuhi lajur dua jalan utama. Suara toa bergema, meneriakkan yel-yel perjuangan:

“Hidup Buruh! Hidup Mahasiswa! Hidup KBPP! Hidup Karawang yang Melawan!”

Di tengah padatnya arus massa, 5 mobil komando berdiri tegak menjadi panggung rakyat. Dari atas sana, para orator bergantian berpidato dengan penuh semangat, menyampaikan tuntutan dan semangat perjuangan rakyat Karawang.

Karawang Poek, Bukan Sekadar Aksi, Aksi Karawang Poek ini lahir dari keresahan kolektif. Para buruh menolak praktik pemagangan yang merugikan, menuntut upah layak, menolak outsourcing, dan mendesak pemerintah melaksanakan reforma agraria sejati.

KBPP Plus yang menjadi inisiator gerakan ini berisi kekuatan besar: FSPMI, FSP KEP SPSI, FSP LEM SPSI, FSP TSK SPSI, FSP RTTM SPSI, FSPEK Kasbi, Sarbumusi, Sepetak, PPMI, FBK, KPBI, Aliansi BEM Karawang, dan Komite Rakyat Sipil Karawang (KRSK).

“Ini bukan sekadar aksi, tapi perlawanan terhadap sistem yang menindas. Kami ingin keadilan bagi buruh, petani, dan rakyat kecil!”

teriak salah satu orator dari atas mobil komando di tengah gemuruh tepuk tangan massa.

Meski terik matahari membakar, semangat massa tak goyah. Wajah-wajah lelah berubah jadi senyum saat melihat lautan bendera di depan Kantor Disnakertrans Karawang. Suara suara lantang perjuangan dan yel-yel bersahutan, menggema di antara deru mesin kendaraan.

Di setiap sudut jalan, warga menyaksikan dengan antusias. Sebagian mengangkat tangan, memberi tanda dukungan, sementara yang lain merekam momentum bersejarah ini dengan ponsel mereka.

Sekitar pukul 11.00 WIB, iring-iringan massa bergerak menuju Kantor Pemda Karawang. Arus kendaraan seakan berhenti total, digantikan oleh barisan panjang manusia yang membawa poster, spanduk, dan bendera perjuangan.

Setibanya di Pemda, aksi berlanjut dengan orasi-orasi bergantian dari perwakilan serikat, mahasiswa, dan petani.

Suasana menjadi semakin tegang namun tertib saat perwakilan KBPP Plus diterima dalam audiensi resmi oleh Bupati Karawang H. Aep Saepuloh, S.E, Ketua DPRD H. Endang Sodikin, dan Kadisnakertrans Hj. Rosmala Dewi.

Menjelang sore, sekitar pukul 18.25 WIB, massa yang masih bertahan di depan Kantor Pemda Karawang kembali bergemuruh.

Dari atas mobil komando, perwakilan KBPP Plus membacakan hasil audiensi dengan seruan lantang: “Hidup Buruh! Hidup Mahasiswa! Hidup KBPP! Hidup Karawang yang Melawan!”

Sorak-sorai massa mengiringi pembacaan tujuh poin hasil audiensi yang disepakati, di antaranya:

– Pembahasan dan evaluasi Perbup No. 19 Tahun 2025 dalam waktu 14 hari.

– Kenaikan upah minimum 2026 sebesar 10%.

– Komitmen Pemda dalam reforma agraria dan pendidikan gratis.

– Penolakan outsourcing dan PHK.

Sore itu, suara rakyat menggema di halaman Pemda. Tangis haru dan semangat juang bercampur menjadi satu, menyatu dalam pekik kemenangan kecil di tengah perjalanan panjang perjuangan.

Karawang Poek adalah Cahaya dari dalam Gelap, yang menegaskan bahwa aksi Karawang belum padam. Di balik kata “Poek” (gelap), tersimpan makna bahwa dari kegelapanlah cahaya perlawanan lahir.

“Karawang Poek bukan berarti kita menyerah, tapi tanda bahwa fajar perjuangan sudah dekat!” teriak salah satu pimpinan KBPP Plus menutup aksi dengan penuh semangat.

Ribuan massa pun perlahan membubarkan diri dengan tertib, meninggalkan pesan kuat bagi penguasa: Bahwa buruh, mahasiswa, dan rakyat Karawang akan terus melawan demi keadilan dan kesejahteraan bersama.

Pos terkait