Batam, KPonline – Kabar duka datang dari keluarga besar Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Salah satu anggotanya, Bung Ali Gani, yang merupakan Full Timer PCEE FSPMI Batam dan juga anggota aktif Media Perdjoeangan Batam, harus menjalani operasi usus akibat penyakit kanker yang dideritanya.
Bung Ali Gani (52) mulai mengalami gejala sakit pada awal Maret 2025. Awalnya, ia menjalani pengobatan tradisional melalui terapi Zinze dari Tiongkok selama satu bulan. Namun, kondisi tubuhnya semakin menurun. Berat badannya terus menyusut karena hanya mengonsumsi sayur bayam selama masa terapi, hingga tubuhnya menjadi sangat lemas dan tak bertenaga.
Setelah mempertimbangkan kondisi kesehatan yang makin memburuk dan penyebaran kanker yang kian meluas, akhirnya keluarga memutuskan untuk melakukan pengobatan medis. Operasi pembedahan dilakukan di Rumah Sakit Awal Bros Batam pada 7 Mei 2025. Biaya operasi sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Sebelumnya, selama menjalani pengobatan alternatif, Bung Ali Gani harus merogoh kocek hingga Rp3,5 juta setiap bulan untuk membeli obat-obatan. Kini, setelah menjalani tindakan medis, ia masih memerlukan proses pemulihan yang cukup panjang.
FSPMI menunjukkan solidaritas dan kepedulian dengan menggalang donasi untuk membantu biaya pengobatan serta pemulihan Bung Ali Gani. Dana ini juga ditujukan untuk mendukung keluarganya selama masa pemulihan.
“Alhamdulillah, banyak sekali bantuan dari kawan-kawan Bung Gani, mulai dari pertama bung Imar mengirim titipan waktu lebaran itu, lalu selanjutnya ada lagi yang nyusul dan ada lagi dari organisasi. Alhamdulillah saya sangat berterimakasih kepada semua yang sudah membantu kami, semoga mendapatkan keberkahan dari Allah untuk yang memberi dan kami yang menerima,” ucap istri Bung Ali Gani penuh haru saat tim media berkunjung ke rumah membesuk.
Organisasi berharap dukungan moril dan materil yang diberikan dapat meringankan beban Bung Ali Gani dan keluarganya. Semoga beliau segera pulih dan dapat kembali beraktivitas bersama rekan-rekan seperjuangan.
Maryam Ete



