Purwakarta, KPonline – Minggu sore ini, suasana Purwakarta diselimuti hujan rintik yang membawa udara dingin dan aroma tanah basah. Di saat sebagian orang memilih beristirahat atau bersantai, Ketua Konsulat Cabang (KC) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Purwakarta, Fuad BM, justru punya cara tersendiri menikmati waktu libur dari giat organisasi. Bukan dengan rapat, bukan pula dengan diskusi gerakan, melainkan dengan sesuatu yang jauh lebih sederhana, yaitu dengan membuat pempek buatan sendiri di rumahnya.
Dapur kediaman beliau sore itu dipenuhi aroma ikan tenggiri yang segar berpadu dengan adonan sagu. Dengan tangan terampil, Fuad mengaduk adonan, membentuk bulatan-bulatan pempek, lalu merebusnya perlahan di air mendidih. Di tengah proses itu, ia tersenyum sambil berkata ringan, “Kadang di sela perjuangan, kita juga perlu menikmati hal kecil seperti ini. Biar semangat tetap hangat, apalagi pas hujan begini”
Tak lama, minyak panas mulai berdesis. Pempek-pempek yang sudah matang digoreng hingga berwarna keemasan, lalu disajikan dengan kuah cuko khas Palembang yang asam-pedas. Aroma menggoda memenuhi rumah, menyatu dengan suara hujan yang jatuh di genting.
Disini, terlihat jelas bahwa perjuangan seorang pemimpin serikat tak hanya tentang turun ke jalan atau rapat organisasi. Tapi juga tentang menjaga keseimbangan antara kerja keras, kebersamaan, dan momen sederhana yang menenangkan jiwa.
Hari libur kali ini menjadi istimewa bukan karena kehebohan, tapi karena ketenangan. Karena di balik sosok Ketua KC yang dikenal tegas di lapangan, tersimpan pribadi yang hangat, yang tahu bagaimana menciptakan kebahagiaan dari dapur rumah sendiri.
Dan sore itu, pempek buatan tangan sendiri terasa jauh lebih nikmat. Bukan hanya karena resepnya, tapi karena dibuat dengan hati, di tengah hujan, oleh seorang pejuang buruh yang tahu cara menikmati jeda perjuangan.