Hujan Membawaku Ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu

Hujan Membawaku Ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu

Musim hujan bisa dianggap menjadi momen spesial bagi sebagian orang. Saat hujan turun tak hanya diartikan sebagai tanda dari kondisi cuaca. Banyak momen dan kenangan yang tidak terlupakan selama musim hujan datang. Mulai dari kisah manis sampai kisah haru terjadi pada sebagian orang di saat hujan turun.

Terkadang, momen hujan turun juga dinikmati untuk mengenang sesuatu yang susah dilupakan. Nggak heran setiap hujan banyak status di media sosial yang mulai bertebaran.
Salah satunya diriku

Nggak ada yang salah kok mengutarakan perasaan di saat hujan datang. Jangan takut dibilang lebay, karena setiap orang pasti memiliki ceritanya masing-masing. Mengutarakan perasaan menggunakan kata-kata juga jadi cara yang cukup ampuh untuk meredakan stres lho. Meluapkan pikiran dengan menulis bisa kamu lakukan saat merasa tertekan. Apalagi saat musim hujan pasti akan semakin banyak bahan yang bisa kamu tulis.

Kita juga bisa menjadikan kata-kata hujan sebagai status di Facebook, Twitter, Instagram, ataupun media sosial lainnya. Ayo jujur deh, banyak kan memori yang muncul selama hujan datang?

Seperti pertemuan pertamaku dengan mantan pacarku/istri tercinta terjadi dimusim penghujan sekitar tujuh belas tahun yang lalu, iya ingat betul saat aku jemput dia diterminal Cikarang yang baru rampung dibangun.

Kala itu mendung yang begitu gelap menggelayut menyelimuti wilayah Cikarang tepatnya tanggal 30 Desember 2005. “Derasnya hujan yang setiap kali turun dari langit dengan memberikan sejuta manfaat bagi manusia, namun derasnya hujan sama halnya dengan kuatnya cinta kami berdua yang selalu memberikan berbagai macam cerita dalam kehidupan.”

Enam belas tahun lebih dia ‘istriku’ mendampingiku dalam setiap perjalanan kehidupanku dalam suka maupun duka senantiasa aku lalui bersamanya tanpa dia mengeluh sedikitpun itu yang aku rasakan tentangnya.

Hujan turun malam ini tak jauh beda dengan tujuh belas tahun yang lalu saat kujemput dia (Istri ku) di terminal Cikarang waktu itu. Malam semakin larut namun hujan tak segera mereda seakan menyuruhku mengenang semua yang terjadi waktu itu. Kutatap dalam lelap tidur istriku begitu terasa guratan lelah pada wajahnya, tak terasa air mataku menetes perlahan seperti rintik hujan yang turun malam ini.

Rasanya sebagai suami aku belum mampu membahagiakan dengan selayaknya suami. Maka di momen hujan malam ini yang kata orang berdo’alah pada saat hujan turun, karena benar-benar menjadi waktu berdoa yang mustajab.

Sebagai manusia beriman, sudah selayaknya aku bersyukur kepada Allah SWT, termasuk saat hujan datang malam ini. Aku manfaatkan peristiwa ini sebagai sarana memanjatkan doa dengan perasaan tenang, senang, penuh rasa syukur, dan penuh keikhlasan mengharapkan keridhaan sang pencipta

Aku tak sia-siakan kesempatan ini untuk mendoakan diri sendiri, istri, anak, kerabat, handai taulan, serta semua makhluk yang ada di bumi ini. Karena hujan tidak hanya membawa berkah bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga bagi tumbuhan di sekitar. Air hujan dapat menjaga kesuburan tanah, dan meresap ke dalam tanah, menjadi air tanah yang dapat dipergunakan untuk menopang kehidupan.

Malam semakin larut dengan guyuran hujan yang cukup lebat ini seakan ingin mengajak aku mengenang seluruh perjalanan kisah cintaku bersama istri selama enam belas tahun lebih.

Istriku maafkan, aku memang tak bisa romantis layaknya Romeo dan Yuliet atau seperti Rama dan Shinta, aku hanya suami yang merasa bersyukur bersama istri yang tanpa mengeluhkan sedikit pun kekuranganku.

Istriku yang pasti janjiku masih sama seperti tujuh belas tahun yang lalu, “aku ingin menua bersamamu” menghabiskan masa hidupku bersamamu. Harapku semoga syukurku atas mu dan ikhlasmu atas ku berpadu menjadi keridhaan sang pencipta Allah SWT memberikan karunia Nya kepada kita berdua, Aamiin

Bekasi, 5 Januari 2023

Yanto