Jakarta, KPonline – Kahar S. Cahyono, perwakilan dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menghadiri Forum Global Nyéléni Ketiga yang tengah berlangsung pada 6–13 September 2025 di Kandy, Sri Lanka. Forum ini mempertemukan lebih dari 700 delegasi dari 103 negara, yang berasal dari berbagai gerakan sosial di seluruh dunia. Mereka datang untuk membahas beragam isu mendesak yang saling berkaitan meningkatnya otoritarianisme, perjuangan untuk kedaulatan pangan, reformasi agraria, layanan kesehatan, serta keadilan iklim.
Forum Nyéléni menegaskan dirinya sebagai “platform perlawanan dan solidaritas global” yang berlandaskan pada prinsip kedaulatan pangan, feminisme akar rumput, agroekologi, keadilan sosial, gender, dan iklim, serta kedaulatan rakyat dan energi. Forum ini resmi dibuka pada 6 September 2025. Partisipasi KSPI menunjukkan komitmen gerakan buruh Indonesia untuk tidak hanya fokus pada isu ketenagakerjaan, tetapi juga terlibat dalam perjuangan global demi tercapainya keadilan sosial.
Sejak hari pertama, forum diwarnai oleh semangat inklusivitas dan solidaritas. Delegasi dari berbagai kawasan dunia—Afrika, Timur Dekat dan Afrika Utara, Asia-Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, Eropa dan Asia Tengah, serta Amerika Utara—mengadakan pertemuan regional untuk membahas Agenda Aksi Politik Bersama hasil konsultasi panjang lintas negara. Sore harinya, berlangsung Majelis Keragaman Gender dan Seksualitas serta Sekutu.
Hari berikutnya, diisi dengan Majelis Pemuda, Majelis Perempuan, dan Pertemuan Masyarakat Adat. Dalam forum ini ditegaskan, reformasi agraria berarti menghadirkan pemuda di ruang yang bermartabat, pendidikan, kesehatan, lahan, pangan, dan akses terhadap produksi lokal. Forum ini juga menjadi ajang solidaritas untuk Palestina, di mana para peserta mengecam kegagalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghentikan genosida yang sedang berlangsung.
Forum ini melanjutkan tonggak sejarah perjuangan yang dimulai pada Nyéléni, Mali pada 2007, ketika forum global pertama tentang kedaulatan pangan digelar dan melahirkan Deklarasi Nyéléni—dokumen penting bagi gerakan petani dan masyarakat adat di seluruh dunia. Sejak itu, Forum Nyéléni terus berkembang menjadi jaringan global gerakan sosial lintas benua, termasuk melalui Nyéléni kedua tahun 2015 yang juga diselenggarakan di Mali, Afrika.
Kehadiran KSPI di Forum Nyéléni Ketiga ini menandai langkah penting bagi gerakan buruh Indonesia untuk membangun jembatan solidaritas lintas sektor—antara pekerja, petani, masyarakat adat, perempuan, dan pemuda—dalam perjuangan bersama menghadapi krisis pangan dan krisis iklim global.
Keterlibatan gerakan buruh dalam isu kedaulatan pangan menjadi semakin penting, terutama ketika dunia menghadapi ketimpangan pangan, perubahan iklim, dan krisis biaya hidup. Buruh adalah konsumen sekaligus produsen, mereka bekerja di sektor-sektor strategis seperti pertanian, pangan, energi, transportasi, dan industri manufaktur yang menjadi tulang punggung rantai pasok pangan global.
Namun, sering kali kebijakan pangan hanya dibahas dalam konteks pertanian, tanpa melibatkan suara pekerja yang terlibat dalam distribusi, logistik, dan pengolahan. Padahal, kebijakan upah murah, kerja kontrak, dan fleksibilitas tenaga kerja yang diberlakukan atas nama efisiensi justru memperburuk ketahanan pangan rumah tangga pekerja. Banyak pekerja mengalami upah tidak cukup untuk membeli makanan sehat, sehingga isu kedaulatan pangan tidak bisa dipisahkan dari perjuangan buruh atas upah layak, perlindungan sosial, dan kondisi kerja yang manusiawi.
Dengan terlibat aktif dalam forum seperti Nyéléni, gerakan buruh dapat mendorong agenda kedaulatan pangan yang berpihak pada rakyat pekerja. Ini mencakup dukungan terhadap produksi pangan lokal, perlindungan pekerja di rantai pasok pangan, penolakan privatisasi sumber daya pangan, serta advokasi atas hak atas tanah, air, dan energi bagi masyarakat.
Perjuangan atas kedaulatan pangan dan perjuangan buruh harus berjalan beriringan, keduanya adalah bagian dari upaya membangun kedaulatan rakyat. Dalam konteks ini, keterlibatan KSPI di Forum Nyéléni merupakan bagian dari komitmen jangka panjang untuk memastikan transisi menuju sistem pangan yang adil, berkelanjutan, dan menempatkan kesejahteraan rakyat pekerja sebagai pusatnya.