Jakarta, KPonline – Ketua P3MNKU FSPMI, Nuryasin, menyampaikan bahwa Furqon resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum SPAMK FSPMI periode 2026–2031. Saat ini, Furqon menjabat sebagai Ketua Umum PP SPAMK FSPMI periode 2021–2026, menjadikannya sebagai petahana dalam kontestasi ini.
Sebelum memimpin PP SPAMK FSPMI, ia memegang amanah sebagai Ketua Pimpinan Cabang SPAMK FSPMI Bekasi selama dua periode, yakni 2010–2014 dan 2014–2019, setelah sebelumnya menjadi pengurus PC pada 2006–2010.
Perjalanan pria kelahiran Jakarta, 4 Agustus 1972 ini, adalah kisah panjang penuh dedikasi. Lebih dari dua dekade ia mengabdi di organisasi serikat pekerja, membangun kredibilitas dan militansi yang diakui di internal maupun eksternal serikat. Sejak 1992, ia tercatat sebagai pekerja di PT Menara Terus Makmur (MTM), perusahaan yang menjadi titik awal keterlibatannya dalam gerakan buruh.
Langkah awalnya dimulai ketika ia dipercaya memimpin PUK SPAMK FSPMI PT MTM pada 2007–2010 dan kembali pada 2013–2016. Kepemimpinannya yang konsisten dan kemampuannya membangun solidaritas di antara anggota membuatnya terus dipercaya menduduki posisi strategis.
Sebagai putra asli Betawi, masa kecilnya dihabiskan di Jakarta. Ia menempuh pendidikan di SD Manha’ul Hikmah (1979–1986), SMPN 30 Jakarta (1986–1989), lalu melanjutkan ke STMN 11 Jakarta (1989–1992). Di tengah kesibukannya sebagai aktivis, ia tetap mengutamakan pendidikan, menempuh studi hukum di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) pada 2013–2017 dan meraih gelar Sarjana Hukum.
Kini, menjelang akhir masa jabatannya, Furqon kembali mencalonkan diri, bersaing dengan dua kandidat lain, Khairul Bakhri dan Asmat Serum. Bagi Furqon, pencalonan ini bukan sekadar mempertahankan posisi, melainkan kelanjutan dari komitmen panjang untuk memastikan suara buruh tetap kuat dan hak-hak mereka terlindungi di tengah perubahan zaman.
Saat ini, pendaftaran Calon Ketua Umum PP SPA FSPMI, Presiden FSPMI, dan Ketua Majelis Nasional masih dibuka. P3MNKU mengimbau seluruh kader terbaik FSPMI dari berbagai sektor dan daerah untuk mendaftarkan diri. Proses ini menjadi momentum penting untuk memastikan regenerasi kepemimpinan berjalan sehat, demokratis, dan melahirkan figur-figur yang mampu memperjuangkan kepentingan buruh secara konsisten di tingkat nasional.